JURNAL SUMBAR | Padang – Universitas Negeri Padang menutup Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) jalur Mandiri di Auditorium UNP, Rabu (8/8), dengan menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius. Tak pelak, sabanyak 3. 133 orang Mahasiswa Baru yang terdiri jenjang S1 dan D4, memiliki semangat kebangsaan yang tinggi dan pemahaman pencegahan radikalisme.
Mengomandoi pembacaan Al-Fatiha bersama, Suhardi Alius mengawali tatap mukanya dengan Maba Jalur Mandiri. Seperti diketahui Gempa Lombok yang terjadi pekan lalu telah menyebabkan seratusan orang meninggal dunia.
Pada awal paparanya juga disemangati dengan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya. Selanjutanya, pada kesempatan itu, Suhardi Alius mensosialisasikan isu seputar penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui Kuliah Umum, dengan mengusung tema “Resonansi Kebangsaan dan Bahaya Radikalisme”.
Dihadapan pimpinan kampus, dosen, dan 3.300 mahasiswa UNP, Kepala BNPT mengawali kuliah umumnya dengan memperkenalkan 11 anak muda yang tergabung dalam Duta Damai Dunia Maya BNPT asal Sumatera Barat.
“Para anak muda ini adalah duta damai dunia maya yang telah diberikan dibina dan dilatih pada Agustus 2017 untuk menyebarkan pesan perdamaian dengan bahasa anak muda dalam menangkal radikalisme dan terorisme di dunia maya,” ucap Suhardi Alius.
Lebih lanjut, mantan Kabareskrim Polri mengatakan kini sasaran radikalisme dan terorisme itu generasi muda yang tengah mencari jati diri, sehingga memudahkan para kaum radikal untuk melakukan pencucian otak kepada anak muda.
“Adik-adik saya ingatkan jangan hanya terapkan knowledge dan skill dalam diri, tetapi harus dibekali dengan moral, karena moral ini menjadi salah satu penangkal dalam sasaran radikalisme,”ujar Kepala BNPT.
Menurutnya, peran mahasiswa harus memiliki sense of crisis, naluri kebangsaan, peka terhadap perubahan, kritis dan menjadi agen dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
Dalam paparanya kepala BNPT menyampaikan penyebaran radikalisme kini bersifat terbuka yakni melalui cara terbaru seperti melalui website, social media, dan social messenger untuk merekrut menjadi teroris. Sebelumnya perekrutan ini dilakuakan secara tertutup seperti melalui pertemanan dan kekeluargaan.
“Paham radikal dan aksi teroris dimanapun bisa terjadi, tidak ada tempat lagi di sini yang steril, radikal sudah bisa masuk lewat manapun salah satunya melalui smartphone, ” ujar Kepala BNPT.
Tak hanya berupa paparan lisan, Suhardi Alius, yang juga urang awak itu, menampilkan sejumlah video kegiatan yang dilakukan BNPT. Seperti video pengakuan mantan ISIS, pertemuan antara mantan narapidana terorisme dan korban terorisme dalam acara SATUKAN NKRI, video membangun dan meresmikan Mesjid Al Hidayah di Medan dan ruang kelas Pondok Pesantren yang didirikan oleh Khoirul Ghazali, dan Mesjid Baitul Muttaqien di Desa Tenggulun Lamongan kampung halaman terpidana mati teroris bom Bali Amrozi. (Humas UNP/Agusmardi)