JURNALSUMBAR | Pesisir Selatan – Sebuah inovasi unik berhasil dilakukan Tim Program Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Berawal dari usaha budidaya lele organik, sebuah kuliner olahan penggugah selera berhasil diciptakan, yakni Randang Lele (Rendang Lele).
Randang atau lebih dikenal dengan Rendang adalah kuliner khas Sumatera Barat.
Kuliner yang sudah mendunia berbahan daging sapi tadi pun diinovasikan oleh UMKM lokal dibawah binaan TPID Kecamatan Batang Kapas.
Dimana, bahan dasar Rendang yang awalnya daging segar itu pun, diinovasikan dengan daging ikan lele segar.
Ide berbeda tadi, ternyata berhasil memantik sebuah keinginan kuat dari salah seorang peternak lele di Kecamatan Batang Kapas.
Adalah Syahrefah dan Revi, pasutri muda pembudidaya lele organik asal Kampung Sungai Pampan, Dusun Koto Baru, Nagari (Desa Adat) Koto Nan Tigo Ampek Koto Hilie .
Pasutri yang sudah menggeluti usaha budidaya lele inipun, menyambut tantangan diberikan TPID setempat.
Berkat kegigihan Efa (Syahrefah) serta bimbingan berkelanjutan dari TPID plus dukungan pihak kecamatan setempat, kuliner unik asal Batang Kapas pun berhasil diciptakan, yakni: Randang Lele.
Disamping kuliner Randang Lele (Rendang Lele), inovasi lain pun berhasil diciptakan.
Seperti: penemuan formula Suplemen alias vitamin percepat pertumbuhan ternak lele, dan Pupuk Organik dari Air Limbah dari kolam lele organik tersebut.
Air limbah yang tidak berbau tadi pun diujicobakan ke tanaman buah yang tak lazim bagi alam kecamatan Batang Kapas, yakni : Bibit Kurma asal Arab Saudi.
Hasil sementara pun cukup memuaskan, tapi untuk kesempurnaan masih butuh waktu lama.
“Khusus pupuk organik dari limbah air kolam lele, kami prioritaskan jadi program TPID di tahun depan. Yang jelas, ditahun ini: andalan inovasi kami adalah Randang Lele,” beber Rega Desfinal, Ketua TPID Kecamatan Batang Kapas. (Rega Desfinal)