JURNAL SUMBAR | Padang — Petenis Sumatera Barat, Risky Syahputra membuktikan potensi dirinya mampu mengibarkan bendera merah putih pada The 4th Indonesia Sof Tennis Championship 2018, yang berlangsung Rabu (28/11) hingga Ahad (2/12) di Lapangan Tenis KONI Bali.
Pada Kejuaraan Internasional Sof Tenis Terbuka Ke-4 di Bali itu, ananda kedua Prof Syahrial Bakhtiar-Rindawati ini adalah satu satunya perwakilan Indonesia di tunggal semifinal dan semifinal. Sebelum ke semifinal, Riski Syahputra menjungkalkan pemain dari India, Mehlda Jittender dengan skor 4-1 dan Israqi Radipan dengan skor yang sama.
Adapun diperempat final mengalahkan petenis Timnas Indonesia lainnya, Ragil Wahyu Nugroho dengan skor 4-2. Namun di pertandingan semifinal dikalahkan Kim Sun Min 1-4 dari korea, dengan hasil ini Risky Syahputra puas dengan meraih perunggu di nomor bergengsi ini.
Pada nomor beregu yg mewakili tim indonesia A, Risky Syahputra dan timnas lainnnya kembali meraih medali perunggu setelah di kalahkan korea di semifinal.
“Saya puas dengan hasil ini karena, meskipun sejak awal di panggil gabung timnas untuk kejuaraan di bali sudah ada firasat jadwal tes cpns akan keluar. Setelah minta pertimbangan dari boss (papa) beliau bilang “tidak ada yang harus dipilih dan hadapi yang ada sekarang, yang akan terjadi nanti, nanti dipikirkan”, papar Kiki yang akrab disapa.
Ditambahkannya, ketika mendengar itu langsung berangkat ke Jakarta. Benar saja baru 1 hari di Jakarta jadwal tes keluar hari Kamis (29/11) jam 10-11.30. Konsultasi dengan pelatih main di nomor tunggal dan beregu saja, karna hari Rabu (28/11) harus balik ke Padang dan paling tidak untuk sampai ke Bali lagi Kamis (29/11) malam.
Rabu pagi bertanding dan terus melaju ke babak perempat final, hari sudah jam 5 pertandingan dilanjutkan besok, hatinya ini sudah pasrah untuk di WO dan ada teman yang bilang.
“Buat apa menang besok kan gak bisa main lagi percuma dong” tapi saya tetap bermain maksimal dan masih berharap bisa bermain dengan kemungkinan besoknya hujan seharian. Malamnya 22.00 harus take off ke Jakarta seterunya ke Padang pukul 16.15 Wib.
Sesampai di Padang langsung ke lokasi tes, dengan waktu tidur 3 jam akhirnya selesai melaksanakan tes dengan hasil yg baik. Jam 12.00 langsung ke bandara lagi bersiap untuk penerbangan jam 14.00. Setelah sampai di jakarta bersiap untuk transit dapat telepon dari pengurus pertandingan di tiadakan hari ini karena hujan seharian.
“”Mendengar kabar itu langsung tersadar bahwa tuhan, Allah SWT sudah mengatur segalanya, hanya satu kemungkinan untuk bisa bermain di babak perempatfinal yaitu dengan hujan seharian dan Allah SWT mengabulkannya. Jam 22.00 mendarat di bandara Ngurah rai Bali dan segera menuju hotel untuk beristirahat agar bisa recovery dari perjalanan dan aktivitas di jalan,” jelasnya
Selanjynya, besok paginya bertanding, seperti di beri kesempatan ke dua, “saya tidak menyia-nyiakannya dan melaju ke babak Semfinal. Di babak ini harus mengakui keunggulan lawan dan tetap merasa puas dengan hasil ini mengingat perjalan yang tidak mudah. Menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di podium tunggal putera, sebagai atlet Sumbar ada kebanggaan tersendiri,” ujarnya bangga.
Dikatakannya, pesan yang dapat di ambil dari pengalaman ini adalah jangan pernah berhenti untuk berusaha meskipun berada dalam situasi sesulit apapun, karena tuhan tidak pernah tidur, dan akan selalu membantu hambanya yang sedang dalam kesulitan.
“Alhamdulillah sekarang bisa berdiri disini dan memegang medali. 2 medali perunggu terimaksih kepada keluarga besar dan istri tercinta dan kerabat tenis yang selalu memberikan dukungannya,” tutup Kiki yang mengisahkan perjuangannya. (Agusmardi)