Boyong Pejabat, Dharmasraya Belajar ke Kabupaten Banyuwangi, Peraih Kabupaten Inovatif Nasional

JURNAL SUMBAR | Banyuwangi – Setelah menggenggam sejumlah prestasi, Kabupaten Dharmasraya sepertinya memang haus perubahan. Pimpinan daerah, mulai bupati, Wabup, Kapolres, Ketua DPRD, Sekda semuanya berjiwa muda. Mereka haus ilmu dan punya visi kuat untuk merubah daerah menjadi lebih baik. Barangkali inilah yang melatari, mengapa Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Ketua DPRD, Kapolres, Wakil Ketua DPRD, para ketua asosiasi jasa konstruksi, sejumlah OPD dan beberapa kepala bagian untuk belajar ke Kabupaten Banyuwangi.

Kabupaten Banyuwangi secara nasional memang merupakan salah satu dari beberapa kabupaten yang mengalami akselerasi kemajuan luar biasa. Dulu dikenal daerah terbelakang, kini dalam dua periode bupati bisa menjadi daerah maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Sektor pariwisata dan industri kreatif jadi salah satu andalannya.

Menggunakan deta khas Banyuwangi, Kamis (28/11/19) Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan bersama rombongan bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Kedua bupati asal PDI-P ini sama sama didampingi para pejabat kedua daerah. Dua pemimpin muda itu memilih bertemu di Longue Pelayanan Pablik Kabupaten Banyuwangi. Acara dikemas semi formal dengan diselingi tanya jawab ringan.

Kepada tuan rumah, Sutan Riska memaparkan kondisi dan capaian Kabupaten Dharmasraya. Sebagai Kabupaten yang tengah tumbuh dan berkembang, memang tidak mungkin dibanding dengan perkembangan Kabupaten Banyuwangi yang merupakan penerima anugerah kabupaten inovatif dari Kemendagri. Namun tentu saja, bukan tidak mungkin, kelak Dharmasraya akan jadi Banyuwanginya Sumatera Barat, begitu Sutan Riska menggambarkan.

Menurut Sutan Riska, ada sejumlah persoalan yang ingin dia pelajari di Banyuwangi bersama stakeholders. Beberapa persoalan yang disampaikan bupati adalah bagaimana Kabupaten Banyuwangi bisa dalam waktu cepat berubah menjadi daerah tujuan wisata di Jawa Timur. Kemudian, bagaimana partisipasi publik bisa demikian berkembang di Kabupaten Banyuwangi. Kemudian, Bupati juga ingin mendengar tentang konsep pelayanan publik di Banyuwangi.

“Kabarnya, jika investor yang tidak berpihak kepada masyarakat, bisa dijewer oleh pak bupati,” kata Bupati paling muda di Indonesia itu. Dan ternyata, Bupati Banyuwangi sambil tersenyum ramah, menyebut pihaknya memang tidak menerima aliran investasi yang merugikan masyarakat. “Tegas kita tolak,” katanya.humas
editor;ssptarius

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.