Menakar figur, ASN dan Legislator di Pusaran Poltik Pilkada Sijunjung

Oleh: Saptarius

TAK bisa dipungkiri, sejak beberapa bulan terakhir ini di sejumlah daerah, gaung pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 sudah mulai ditabuh. Termasuk salahsatunya di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Meskipun pelaksanaannya masih cukup lama, yaitu tanggal 23 September 2020 dan proses rangkaian Pilkada baru akan dilakukan pada Maret 2020. Nah, untuk itu sangat menarik untuk diamati.

Sebelum masuk pada nama-nama figur potensial yang santer beredar maupun figur berkualitas yang layak masuk dalam bursa kandidasi, mari berdiskusi mengenai institusi-institusi calon bupati/kepala daerah itu.

Sebab, Pilkada tidak hanya terbatas pada hari H pelaksanaan dengan menggunakan hak pilihnya, melainkan juga turut serta aktif berpartisipasi dalam memunculkan kandidat-kandidat bupati yang berkualitas dan layak didukung untuk memimpin Sijunjung kedepan yang lebih maju dan jaya sesuai “Mars Sijunjung”.

Di sisi lain pun, partai-partai politik merasa terbantu dengan munculnya nama-nama alternatif ketika lobi-lobi politik antar partai mandeg dan tidak menemukan kesepakatan.

Berdasarkan pengalaman banyak daerah, institusi-institusi penghasil kepala daerah dapat dilihat sebagai berikut; Bupati-Wakil Bupati Petahana
Pengalaman banyak daerah, kepala daerah petahana adalah kandidat yang digadang-gadang akan kembali maju dalam kontestasi Pilkada. Tidak mengherankan, selama kepemimpinannya pun dapat dianggap sebagai bentuk “kampanye” dengan seringnya nama bupati/wabup muncul dalam pemberitaan.

Nah, dalam hal ini, petahana idealnya memiliki kekuatan popularitas yang tinggi dibandingkan dengan kandidat-kandidat yang lainnya, meskipun dalam kenyataannya akseptabilitas dan elektabilitas dapat berbicara lain.

Namun ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian serius bagi kandidat ini. Pertama, ajang Pilkada menjadi dua pilihan bagi masyarakat, sebagai ajang “pelanggengan” atau ajang “penghakiman”.

Jika masyarakat merasa bahwa kinerja bupati/wabup selama lima tahun memimpin daerah tidak ada kemajuan yang berarti, masyarakat sesungguhnya dapat memanfaatkan momentum Pilkada sebagai ajang “penghakiman” untuk tidak memilih kembali petahana.

Namun, jika masyarakat merasa ada kemajuan yang signifikan dalam kesejahteraannya, tentu ajang Pilkada akan menjadi ajang “pelanggengan” bagi sang bupati/wabup untuk melanjutkan kepemimpinannya.

Dalam banyak kasus daerah, istri atau anak dari petahana adalah pihak yang paling sering digadang-gadang untuk maju dalam Pilkada. Jika sudah berbicara pada politik dinasti atau politik kekerabatan, maka dapat dipastikan struktur politik yang ditancapkan oleh petahana selama memimpin begitu kuat. Karena struktur politik inilah faktor utama bagi hadirnya dinasti politik di daerah.

Tak percaya? coba kita tengok di daerah lain, Klaten dan Purwakarta, misalnya dapat menjadi contoh. Klaten dalam hal politik dinasti dapat diandaikan sebagai pengalaman terbaik perpaduan antara dua keluarga bupati-wakil bupati, Haryanto Wibowo (alm) dan Sunarna, menguasai daerah selama hampir 20 tahun.

Jika pada periode awal Haryanto dan Sunarna yang menjadi bupati-wakil bupati di tahun 2000-2005, pada periode selanjutnya Sunarna menjadi Bupati. Pada periode keduanya 2010-2015, Sunarna menggandeng Sri Hartini, istri Haryanto Wibowo. Karena sudah menjabat dua periode, Sunarna tidak dapat maju kembali.

Nah, begitu juga di Sijunjung. Era Bupati Darius Apan, Yuswir Arifin menjadi pendapingnya sebagai wakil bupati dalam kepemimpinan Daerius Apan di dua periode. Lalu pada pencalonan berikutnya Yuswir Arifin pun maju bersama Muchlis Anwar dan berhasil menjadi bupati dan wakil bupati.

Di periode keduanya, Yuswir Arifin berpasangan dengan Arrival Boy. Karena dianggap sukses pada periode pertama, lalu masyarakatkan Sijunjung pun memilihnya menjadi bupati untuk keduakali.

Epi

Pada Pilkada 2020 ini kemungkinan Arrival Boy maju bersama Rizki Abdian Putra dan Arrival Boy pun legowo untuk menjadi wakilnya Rizki di Pilkada Sijunjung 2020. Suka tak suka, disegi pengalaman Arrival Boy dinilai sudah matang untuk turut berkompetisi apalagi ia juga pernah dua periode sebagai ketua Partai Golkar dan berhasil mendudukan politisi pohon beringin itu duakali berturut-turut sebagai ketua DPRD. Sayangnya, pada Pileg 2019, Golkar terpaksa gigit jari, karena jabatan ketu DPRD diembat Partai Gerinda dan itu setelah tak lagi Arrival Boy menjabat di Golkar.

Kini, arah politik Arrival Boy pun sudah ditebak. Ia memastikan maju di Pilkada Sijunjung 2020 bersama Rizki Abdian Putra. Hal itu diperkuat dengan telah mendaftarnya Arrival Boy kebeberapa Parpol bahkan pada Senin (25/11/2019) Arrival Boy secara bersama Rizki Abdian Putra mengikuti test wawancara dan interview yang dilakukan DPC Partai Gerindra Sijunjung di Hotel Sahid Bukik Gadang, Muaro Sijunjung.

Menariknya lagi, dipusaran politik Pilkada Sijunjung, 2020 mendatang ini, memunculkan sang “Putra Mahkota” yang digadang-gadangkan untuk jadi bakal calon bupati (Bacalbup). Terbukti, Benny Dwifa Yuswir yang.meruoakan sosok birokrasi aparatur sipil negara (ASN) yang kini menjabat Kepala Bapppeda Sijunjung, itu pun dengan tegas maju menjadi Bacabup Sijunjung.

Bahkan Benny Dwifa Yuswir pun menyatakan siap mundur dari ASN dan sang “Putra Mahkota” itupun mengakui telah mendapat restu dari orangtuannya (Yuswir Arifin-red). Benny dimungkinkan berpasangan dengan Iradatillah mantan anggota DPRD Sijunjung yang dinilai cukuo pengalaman . Bahkan pasangan ini dinilai pasangan cukup kuat dan mampu masuk kesemua lini kegiatan di Pemkab Sijunjung.

Artinya, peluang Benny untuk maju di Pilkada cukup lebar, apalagi Partai Amanat Nasional untuk tingkat DPP masih ada hubungan “kerabat” dengan Benny.

Tak bisa dianggap enteng, selain PAN, Nasdem bukan tak mungkin mengusung Benny. Karena Yuswir Arifin menjabat sebagai salahsatu dewan pembinanya. Dinasti politik itu bukan tak mungkin, apa lagi dari sejumlah poling nama Benny Dwifa Yuswir memang lebih unggul.Tapi, belakangan ini, popularitas Benny dibayangi dengan munculnya Rizki Abdian Putra yang berasal dari Muaro Takung, Kamangbaru.

Meski begitu, perpolitikan itu tak bisa ditebak seperti sikulit bundar (bola-red). Terlintas dipikiran, dan menjadi pertanyaan, sanggupkah Benny berhenti dari ASN dengan karirnya yang cemerlang ditrngah pusaran politik Pilkada Sijunjung?

Tak hanya Benny, nama Mendro Suarman yang kini menjadi sekretaris di DPPKB Sijunjung juga bakal maju di Pilkada Sijunjung bersama Haji Endre Saifoel “Ji Wen” mantan anggota DPR RI. Mendro Suarman ini pun menyatakan siap berhenti dari ASN untuk.merebut singgahsana kursi BA 1 K dan BA 2 K bersama Haji Endre Saifoel “Ji Wen”.

Selain ASN berada di pusaran politik, sejumlah anggota DPRD Sijunjung juga dikabarkan siap mundur dari parlemen Sijunjung. Mereka adalag Sarika, Uztad Hendri Susanto dan Antonio Oksa Mursil. Anggota Parlemen itupun menyakan siap mundur dari anggota DPRD Sijunjung.

Sarikal sendiri dikabari akan maju bersama Ashelfine dan Hendri Susanto juga bakal maju bersama Antonio Oksa Mursil.

Sarikal, adalah sosok politisi Golkar dan kini iapun digadang-gadangkan sebagai kandidat dari Kamangbaru. Bahkan Sarikal pun menyatakan siap maju jika ia bersama Pepen.

“Saya siap jadi Wabup jika bersama dengan Pepen,”katanya seperti dikutif di jurnalsumbar.com.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Uztad Hendri Susanto (UHS) juga termasuk tokoh agamais dan relegius yang digadangkan sebagai kandidat Calbup. Politik UHS pun tak bisa dianggap sebelah mata. Politiknya mengakar dan solid bahkan sudah teruji. Bahkan tak ada waktu bagi UHS untuk istirahat dalam menyanbangi pendukungnya hingga kepolosok-pelosok. Itulah ciri khas UHS yang gigih dan ulet juga peduli pada warga.

Kandidat lain terdapat nama Liswandi, mantan anggota DPRD Sumbar dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) yang juga ketua DPC Partai Demokrat juga dinilai punya kans untuk maju. Bahkan Liswandi juga menyatakan siap dengan amunisinya.

Figur lain terdapat nama Ashelfine alias Pepen yang kini menjabat sebagai Ketua DPD PAN Sijunjung. Soal kemampuannya dalam mengurus partai pun tak diragukan. Pengalaman sebagai calon bupati bersama Alfian Kasir (Ketua PPP) tak bisa dianggap sebelah mata. Karena diajang Pilkada ketika melawan Yuswir Arifin-Arrival Boy, Pepen berhasil diposisi kedua setelah menumbangkan petahana Muchlis Anwar-Mayetrinaldi (alm) pada Pilkada 2015-2029.

Jawabnya cuma satu, jika Pepen maju bersama Benny Dwi Yuswir yang juga punya peluang merebut kursi PAN, maka jalan Pepen akan mulus jika Pepen mau untuk posisi Calwabup. Apakah Pepen mau jadi wakilnya Benny? Jawabnya hanya ada di Pepen. Tapi itu pun masih diragukan, karena Benny Dwifa Yuswir sudah ada dil politik maju bersama Iradatillah.

Nama lain, juga terdapat nama Rahmat Mustika dan Epi Radisman Dt Pdk Alam, kedua tokoh ini dikabari bakal maju bersama di Pilkada Sijunjung. Selain itu juga terdapat nama Indra Gunalan, sosok tokoh pengusaha itu dikabarkan akan maju lewat jalur perseorang bersama Hasrul Piliang dari kalangan akademisi. Ingat, ini hanya predeksi.! (Penulis adalah Wartawan Madya di Sijunjung)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.