Setelah HIV/AIDS, Issue LGBT Juga Merebak di Kota Sawahlunto

JURNAL SUMBAR | Sawahlunto – Setelah kasus dugaan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome) mengancam warga Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, kini muncul issue baru dugaan kasus LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).

Diduga, issue LGBT itupun disinyalir menyasar ke sejumlah oknum ASN dan pejabat di Kota “Arang” Sawahlunto. Sayangnya, issue tersebut belum bisa dibuktikan, karena sejauh ini pelaku belum ada yang tertangkap.

Kepala Kantor Kementrian Agama (Ka.Kanmenag) Sawahlunto, DR. Dedi Wandra, S.Ag.M.A., juga tak menampik issue tersebut.

“Itu bukan lagi umat Nabi Muhammad SAW, LGBT itu ada dizaman – Nabi Luth AS merupakan nabi yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT di antara para umat di masanya. Ia diutus untuk menyadarkan perbuatan kaum Sodom yang penuh kemaksiatan kala itu,” papar Kakanmenag  kepada Jurnalsumbar. Com, Sabtu (15/2/2025) via telepon selularnya.

DR. Dedi Wandra, S.Ag.M.A

“Masalah LGBT itu harus kita perangi bersama dan kasus LGBT sudah menjadi rahasia umum,”tandasnya.

Ia berharap semua pihak untuk memerangi kasus tersebut. Apalagi belakangan ini, isu mengenai LGBT menjadi sorotan publik. Namun, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami arti LGBT sebenarnya. LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.

Disebutkannya, LGBT adalah perilaku mengenai bentuk seksual yang terdiri dari lesbian (hubungan seksual yang dilakukan antar perempuan), gay (hubungan seksual laki dengan laki), biseksual (hubungan bisa dengan laki dan perempuan), dan transgender (orang yang melakukan perpindahan jenis kelamin karena merasa menemukan jati dirinya).

Ditambahkannya, faktor penyebab LGBT itu sendiri, masalah lingkungan, faktor penyebab LGBT bisa terjadi ialah karena faktor genetik. Maksudnya, ialah penyimpangan seksual seperti Lesbian, Gay, Biseksual ataupun Transgender bisa terjadi karena adanya riwayat keturunan dari anggota keluarga sebelumnya.

Sebagai catatan, saat ini, istilah LGBT mulai berkembang menjadi LGBTQIA+ atau LGBTQ+ yang melingkupi lebih banyak jenis orientasi seks atau gender lainnya yang ada di masyarakat.

Pada awalnya, LGBT dikategorikan sebagai salah satu jenis gangguan mental. Namun, pada tahun 1975, American Psychological Association memutuskan bahwa LGBT bukanlah sebuah gangguan mental, melainkan sebuah orientasi seksual.

Orientasi dan identitas seksual seseorang ini dianggap sebagai sebuah aspek yang normal dalam seksualitas manusia. Sehingga, saat ini LGBT tidak lagi disebut sebagai bentuk dari gangguan mental.

Secara umum, istilah LGBT melingkupi berbagai jenis kelompok orientasi seksual dan identitas gender. Berikut ini beberapa istilah yang melingkupi LGBT atau LGBTQ+

1. Lesbian

Lesbian merupakan salah satu istilah dalam orientasi seksual yang mempresentasikan ketertarikan dengan sesama jenis.

Dalam hal ini, lesbian melingkupi orientasi seksual seorang perempuan yang memiliki ketertarikan dengan sesama perempuan.

Selain itu, istilah lesbian juga seringkali digunakan untuk menggambarkan ketertarikan seorang transpuan dengan wanita atau transpuan lainnya.

2. Gay

Gay merupakan istilah yang digunakan untuk mempresentasikan ketertarikan secara seksual atau emosional terhadap individu yang memiliki orientasi seksual dan gender yang sama. Misalnya, seorang pria tertarik kepada pria atau seorang wanita tertarik dengan wanita lainnya.

Namun, istilah gay ini lebih identik digunakan untuk menggambarkan ketertarikan seorang pria kepada pria lainnya.

Awalnya, istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketertarikan pria kepada pria lainnya disebut dengan homoseksual. Namun, istilah ini sudah jarang digunakan karena terkesan menyinggung.

Oleh sebab itu, saat ini istilah gay lebih banyak digunakan di masyarakat dibandingkan dengan homoseksual.

3. Biseksual

Biseksual merupakan orientasi seksual yang mempresentasikan ketertarikan secara seksual atau emosional seorang individu terhadap dua jenis gender atau lebih. Misalnya, seorang wanita memiliki ketertarikan kepada sesama wanita sekaligus kepada pria.

Selain itu, istilah ini juga mengacu pada ketertarikan pada berbagai gender, tidak hanya laki-laki atau perempuan, namun juga transgender, gender biner, non biner, dan lain sebagainya.

4. Transgender

Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mempresentasikan seorang individu yang memiliki jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelamin saat lahir.

Misalnya, transpuan yang lahir sebagai laki-laki lalu mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan serta transpria yang terlahir sebagai perempuan dan mengidentifikasi dirinya sebagai pria.

puasa noverma

Istilah transgender ini juga digunakan untuk merujuk pada perubahan fisik, operasi, atau terapi hormon yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi dirinya dengan jenis kelamin yang berbeda saat lahir.

5. Queer

Queer merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan identitas tertentu pada individu yang tidak termasuk ke dalam kategori heteroseksual atau cisgender.

Istilah queer disebut juga sebagai payung yang melingkupi individu yang mengidentifikasi dirinya sebagai, lesbian, biseksual, gay, transgender, atau aseksual.

6. Plus (+)

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan atau sains, istilah LGBT pun semakin meluas. Tanda + (plus) yang terdapat pada singkatan LGBTQ+ merujuk pada jenis orientasi seksual atau identitas gender yang beragam.

Berikut ini beberapa contoh identitas seksual di dalam LGBTQ+.

Aseksual: istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang tidak memiliki ketertarikan seksual atau romantis kepada orang lain.

Non Binary: seseorang yang tidak mengidentifikasi dirinya sebagai pria maupun wanita

Panseksual: ketertarikan seksual atau romantis seorang individu kepada individu lainnya yang memiliki kepribadian tertentu, terlepas dari jenis gender dan orientasi seksualnya.

Interseks: istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang lahir dengan jenis kelamin, hormon, dan kode genetik yang bervariasi. Sehingga, mereka tidak bisa digolongkan sebagai laki-laki atau perempuan.

Faktor Penyebab LGBT

Meskipun masih banyak orang yang menganggap bahwa LGBT merupakan jenis gangguan mental atau orientasi seksual yang menyimpang, belum ada kesepakatan lebih lanjut dari para peneliti mengenai penyebab dari perbedaan orientasi seksual di dalam LGBT.

Namun, dilansir dari situs American Psychology Association, beberapa studi menyebutkan bahwa kemungkinan penyebab LGBT adalah karena pengaruh genetik, hormonal, serta faktor lingkungan.

Simak penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memungkinkan seseorang mengembangkan orientasi lesbian, gay, atau biseksual berikut ini.

1. Faktor Genetik

Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi LGBT adalah karena faktor genetik. Faktor genetik ini dipengaruhi karena jumlah hormon yang tidak seimbang di dalam tubuh.

Pada dasarnya, manusia mengembangkan orientasi seksual saat pubertas, ketidakseimbangan hormon yang terjadi di masa ini dapat mempengaruhi orientasi seksual individu.

2. Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga disebut-sebut menjadi salah satu faktor penyebab LGBT. Hal ini karena seseorang yang bergaul di lingkungan LGBT dapat mempengaruhi orientasi seksual mereka.

Selain itu, faktor orang tua yang sering bertengkar, melakukan kekerasan, hingga bercerai juga turut diduga dapat menjadi penyebab seseorang memiliki jenis orientasi seksual tertentu.

3. Faktor Pengalaman Traumatis

Dikutip dari penelitian tahun 2014 yang dilakukan oleh Ahmad Zaharuddin dan kawan-kawan yang diterbitkan dalam International Journal of Innovation and Scientific Research, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pengalaman traumatis seperti kekerasan seksual atau sexual abuse dapat menjadi salah satu penyebab seseorang memiliki kecenderungan LGBT.

Ir. H. Dahler Djamaris Datuak Pangulu Sati, M.Sc.,

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Sawahlunto, Ir. H. Dahler Djamaris Datuak Pangulu Sati, M.Sc., belum banyak komentar.

“Maaf yaa, ambo sedang rapek, beko ambo kotak baliak,”ucapnya menjawab Jurnalsumbar.Com, Sabtu (15/2/2025) via telepon selularnya.

Pj Walikota Sawahlunto, Fauzan Hasan, S.STP.,M.Si.,

Terkait LGBT, Pj Walikota Sawahlunto, Fauzan Hasan,S.STP.,M.Si., belum menanggapi nya. Ketika dihubungi via WhatsAppnya, pada Sabtu (15/2/2025), siang  belum ada jawabannya.

Nah, itulah pembahasan mengenai arti LGBT, faktor penyebabnya, serta berbagai istilah yang melingkupi LGBT. Semoga informasi ini bermanfaat.sumber; detik.edu/*

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.