JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Seluas sembilan hektar areal pertanian di Nagari Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan mengalami gagal panen alias puso akibat disapu luapan air Batang Lasi yang membetang di Nagari Padang Sibusuk.
“Dari 25 hektar areal pertanian disekitar Batang Lasi, sebanyak sembilan hektar gagal panen,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kupitan, Adri melalui telepon selularnya, Senin (11/12/2017).
Dari sembilan hektar tersebut, sambung Adri, sebanyak 6,25 hektar merupakan tanaman padi.Tanaman padi milik kelompok tani (Keltan) Pacicingan itu, ada yang hampir mendekati panen dalam waktu sepekan kedepan.
“Tanaman padi yang gagal panen itu berusia 60 hingga 80 hari,” jelas Kepala UPTB BPP Kecamatan Kupitan.
Sementara sisanya seluas 2,75 hektar, sebut dia, merupakan tanaman palawija dan buah-buahan.Tanaman palawija dan buah-buahan tersebut juga akan panen dalam waktu dekat ini.
“ Tanaman jagung yang gagal panen seluas 2 hektar, sedangkan semangka 0,75 hektar,” ucapnya.
Adri sendiri belum bisa memprediksi berapa kerugian petani akibat luapan air Batang Lasi tersebut.”Saat ini penyuluh di Nagari Padang Sibusuk tengah mendata dan menghitung kerugian,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi di hulu mengakibatkan Batang Lasi meluap, Minggu dini hari (10/12/2017).
Akibatnya, puluhan hektar tanaman padi dan sayuran warga di Nagari Padang Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung rusak disapu air bercampur lumpur.
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Sijunjung, Hardiwan mengatakan, banjir merendam areal pertanian warga yang berisikan padi dan sayuran siap panen mulai pukul 03.15 WIB dini hari.
Luapkan air yang diperkirakan akibat hujan dengan intensitas tinggi di hulu Batang Lasi itu menyapu 25 hektar (bukan 31 hektar) tanaman padi dan sayuran siap panen. Azet Humas