Untuk Perdamaian Dunia, Pianis Choe Jang Hung akan Tampil di Gedung Kesenian Jakarta
JURNAL SUMBAR | Jakarta – Pianis muda dari Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara, Choe Jang Hung, akan tampil dalam Konser Piano Perdamaian Dunia di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) yang akan diselenggarakan Rabu malam (11/4/2018).
Konser Perdamaian Dunia ini dikerjakan bersama oleh Jaya Suprana School of Performing Arts (JSSPA) dan Kantor Berita Politik RMOL dengan dukungan penuh dari Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Korea Utara, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea (PPIK), Sinar Mas, BCA, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dan Jamu Jago.
Sekjen PPIK, Teguh Santosa, mengatakan, konser pianis muda Korut ini memilili arti yang demikian besar bagi persahabatan kedua negara. Selain itu juga mempertegas peranan Indonesia, khususnya PPIK, dalam menciptakan dan menjaga perdamaian di Semenanjung.
“Bagi kami di Perhimpunan, tidak berlebihan kiranya untuk mengatakan bahwa ini adalah bagian dari kewajiban konstitusional kami, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujar Teguh di sela sesi latihan di Jaya Suprana School of Performance Arts (JSSPA) di Mall of Indonesia di Jakarta, Senin sore (9/4).
Choe Jang Hung didampingi gurunya, Ri Kang Juk, dan Sekjen Perhimpunan Persahabatan Korea Indonesia (PPKI) Kim Jonh A, tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Minggu tengah malam (8/4). Rombongan dari Pyongyang ini disambut Dubes Korut An Kwang Il dan Sekjen PPIK Teguh Santosa.
Sebelum memulai latihan di JSSPA, Jang Hung telah meninjau GKJ tempat konser akan diselenggarakan.
Adapun Jaya Suprana mengatakan, dirinya tidak menyangka Choe Jang Hung memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memainkan jari jemarinya di tuts piano.
“Dia bermain dengan jiwa. Saya kehabisan kata-kata untuk melukiskan perasaan kagum saya. Airmata saya sampai menetes,” kata Jaya Suprana.
Kata Jaya Suprana lagi, Choe Jang Hung memainkan komposisi-komposisi yang “berbahaya” dengan sangat sempurna. Wajar bila anak muda kelahiran Pyongyang berusia 13 tahun itu bisa memenangkan sejumlah kompetisi di luar Korea.
“Kita tengah menyaksikan kehadiran seorang juara dunia,” demikian Jaya Suprana. rilis