JURNAL SUMBAR | Padang – Persiapan Munas Forum Bumdes Indonesia telah rampung secara teknis, 90 persen. Animo dan antusias masyarakat sangat besar atas terselenggaranya kegiatan ini, yang dijadwalkan berlangsung di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Senin 27 Agustus 2018.
Menurut Sekretaris Jenderal Forum BUMDes Indonesia Rudy Suryanto, SE., M.Acc., Ak., CA didampingi Halim Dedy Perdana SE, MSM, M.Rech. Ak., CA, CFrA selaku akademisi Bumdes Indonesia, Munas didahului oleh Pramunas. Saat Pramunas, dilakukan survei identifikasi permasalahan Bumdes dari seluruh provinsi.
Katanya, Bumdes yang baik lahir dari tata kelola desa yang baik pula, seperti visi yang diemban oleh Bumdes, dimana badan usaha tersebut berdiri untuk memberi nilai manfaat kepada masyarakat desa, sesuai tema Munas Bumdes, Berbeda, Bekerjasama untuk Kedaulatan Desa.
“Jadi Munas ini didasari fakta-fakta dan data-data, kita olah dan rekam dari aspirasi dari seluruh provinsi, kemudian kita berikan ruang bagi masing-masing provinsi sumbangan pemikiran yang telah mereka lakukan,” imbuhnya.
Karena yang tahu masalah BUMDes atau BUMNag adalah pelaku yang berada dilapangan, kontribusi terpenting di Munas ini dalam waktu yang tidak lama mampu mengumpulkan perwakilan dari 33 provinsi dan mereka sangat aktif memberikan input dan verifikasi masalah.
“Dari identifikasi masalah, disini kita berbagi solusi untuk kesamaan tekad, pandangan yang akan kita tuangkan pada deklarasi Mandeh”, ungkapnya.
Hari kedua pada Selasa (28/8/2018) para peserta akan menikmati suasana eksotis di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
“Deklarasi Mandeh harapannya akan menjadi tonggak atau pondasi bagi penyusunan program-program yang dirumuskan Forum BUMDes Indonesia sehingga dapat mewujudkan cita-cita dan harapan bahwa BUMDes ini dapat menjadi pilar ekonomi masyarakat”, sebutnya.
Lanjut ia menyebutkan, Setiap BUMDes bisa sukses dengan pola dan binaan yang disebut sinergi ABCGFM (Akademisi, Bisnis, Communiti, Government, Financial consulting dan Media), BUMDes dengan pola seperti ini sudah berhasil di Sumatera Barat.
Dengan melanjutkan semangat dari Bung Hatta, ekonomi kerakyatan yang berdasarkan sistem demokrasi ekonomi yang mana dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat seperti kutipannya.
“Indonesia tidak akan bisa diterangi oleh satu Obor besar yang menyala di Jakarta tapi Indonesia akan terang dari lilin-lilin kecil yang menyala di desa-desa, itulah semangat Bung Hatta” pungkasnya. (Anton)