2019, BDI Jakarta Buka Peluang Pelatihan, Sertifikasi dan Penempatan Kerja

4603

JURNAL SUMBAR | Bandung – Ini kabar gembira bagi pencari kerja. Sebab, kini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Diklat Industri (BDI) Jakarta membuka peluang pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja secara cuma-cuma atau gratis bagi 10.300 calon tenaga kerja di Indonesia pada 2019 mendatang.

Hal itu terungkap dalam kegiatan Singkronisasi Program Pembangunan SDM Industri dan Penciptaan Wirausaha Baru BDI Jakarta dengan Dinas Perindustrian se-Jawa Barat di Hotel Regata, Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Selasa (27/11/2018) kemarin.

Menurut Kepala BDI Jakarta Jonni Afrizon, pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja yang dikemas dalam program 3 in 1 ini merupakan perwujudan tugas pokok Kementerian Perindustrian untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan kompeten serta siap pakai.

“Dalam penyiapan tenaga kerja, kita lakukan lewat program 3 in 1, yakni pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja secara cuma-cuma,” ungkap Jonni didampingi Ketua Penyelenggara Iwan Adrian itu.

Pihaknya menyiapkan peluang tersebut bagi 10.300 calon tenaga kerja di seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Jabar pada 2019 mendatang dengan bidang pekerjaan tekstil dan produk tekstil (TST) serta komponen otomotif. Program ini kembali digulirkan setelah pihaknya sukses menggelar pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja bagi 6.300 calon pekerja pada tahun lalu.

Menurut dia, tidak ada kuota khusus yang diberikan kepada setiap provinsi untuk mengirimkan wakilnya dalam pelaksanaan program tersebut. Pihaknya membuka kesempatan bagi setiap provinsi untuk mengirimkan wakilnya hingga kuota 10.300 terpenuhi.

“Kita tidak memberikan kuota khusus, kita hanya memberikan kepada orang-orang yang serius karena kita membangun orangnya yang tadinya tidak terampil menjadi terampil, tidak bekerja menjadi bekerja. Sehingga, mereka punya pendapatan dan kehidupan sosial ekonomi meningkat,” papar mantan Kepala BDI Padang, Sumatera Barat tersebut.

Jonni menerangkan, pihaknya siap memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri dalam jangka waktu tertentu hingga calon tenaga kerja benar-benar terampil. Setelah selesai mengikuti pelatihan, para calon tenaga kerja tersebut akan mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat yang telah disahkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

“Bagi mereka yang lulus uji kompetensi akan mendapatkan dua sertifikat, sertifikat mengikuti pelatihan dan sertifikat kompetensi yang diakui negara,” sebut tokoh asal Sumpurkudus Sijunjung itu.

Jonni melanjutkan, mereka yang lulus uji kompetensi akan ditempatkan pada bidang pekerjaan yang telah dikuasainya dan wajib bekerja pada bidangnya masing-masing tersebut. “Mereka wajib bekerja pada bidang yang dilatih karena kita juga tidak mau buang – yang waktu dan energi,” ujarnya.

Lebih jauh Jonni mengatakan, sertifikasi profesi sangat penting dimiliki calon tenaga kerja sebagai bukti pengakuan keterampilan yang dimilikinya. Selain itu, sertifikasi pun bertujuan untuk meningkatkan daya saing, nilai jual, hingga produktivitas.

“Apalagi di era globalisasi saat ini, orang-orang yang bekerja di industri harus kompeten karena keterampilan seorang pekerja butuh pengakuan,” jelasnya.

Selain program 3 in 1, pihaknya juga memiliki program Inkubator Bisnis untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru. Melalui inkubator bisnis, pihaknya memberikan pelatihan keterampilan, pendampingan, dukungan legalitas usaha, hingga bantuan pemasaran.

Jonni mengakui, sama halnya dengan program 3 in 1, program Inkubator Bisnis tidak akan berjalan optimal tanpa peran pemerintah daerah. Karena itu, pihaknya menyosialisasikan program tersebut kepada setiap pemerintah daerah, agar turut membina wirausaha-wirausaha baru yang dilahirkan dari inkubator bisnis tersebut.

“Kami tidak mau setelah mereka dilatih, pemerintah daerah, dinas atau kepala daerah, tidak membina. Mereka juga harus punya bapak angkat agar bisa mengembangkan usaha,” tandas Jonni.

Ketua Penyelenggara Sinkronisasi Program Pembangunan SDM Industri dan Penciptaan Wirausaha Baru BDI Jakarta dengan Dinas Perindustrian se-Jawa Barat Iwan Adrian mengatakan, kegiatan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan antara BDI Jakarta dengan pemerintah kabupaten/kota di Jabar dalam penyiapin SDM yang berdaya saing. “Termasuk tumbuhnya wirausaha batu di kabupaten/kota di Jabar,” kata Iwan.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Achmad Suryadi menyambut baik program yang digulirkan BDI Jakarta tersebut. Bahkan, Agus menyebut program tersebut sebagai “peluang emas” yang harus segera ditindaklanjuti, khususnya oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di kabupaten/kota di Jabar.

“Apalagi, sertifikat yang dikeluarkan oleh BDI Jakarta lebih diakui dan memiliki nilai lebih di kalangan industri. Ini peluang yang harus dimanfaatkan,” ujar Achmad.

Disperindag, tutur dia, berjanji memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program ini. Meski belum bisa menjanjikan dukungan berbentuk anggaran, namun pihaknya siap memberikan dukungan administrasi agar pelaksanaan program berjalan maksimal.

Sementara itu, mitra BDI Jakarta, yakni Organisasi Pekerja Garment Indonesia (OPGI) menilai, program 3 in 1 yang digulirkan Kementerian Perindustrian melalui BDI Jakarta sangat baik dan diharapkan dapat dilakukan secara berkala.

“Program 3 in 1 ini manfaatnya sangat tepat sasaran dan dirasakan langsung oleh masyarakat dan dunia industri,” kata Ketua OPGI Stanley Ngelo.

Pelaksanaan program kerja sama dengan pemerintah daerah dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) industri ini, tambah Stanley, sebagai bukti keberhasilan pencapaian target program 3 in 1 pada 2018 dan meningkatnya target pencapaian program 3 in 1 pada 2019 mendatang.

“Sebagai mitra BDI Jakarta, kami telah merampungkan pelaksanaan program 3 in 1 pada Oktober 2018 lalu. Ini menjadi bukti keberhasilan BDI Jakarta,” tandasnya. rilis/saptarius

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here