JURNAL SUMBAR | Padang – Paslon FaGe, Fakhrizal – Genius Umar berhasil menampilkan performance sebagai pasangan cagub dan cawagub yang bervisi cerdas, kreatif dan berani berpikir dan bertindak out of box, sebagai tuntutan atas problematika ‘kandang buas potensi alam’.
Irjen Pol Purnawiran Fakhrizal sebagai calon gubernur nomor urut 3 berhasil menyampaikan visi besar pemerintahannya yang pro atas lingkungan tetapi sebaliknya berani menggagas potensi ekonomi di lahan pertambangan dan kehutanan berbasis safety lingkungan yang kuat.
“Persoalan lingkungan tidak boleh mengungkung masyarakat tambang dan kehutanan, kita harus berani mengolah kedua potensi tersebut dengan pendalaman safety lingkungan yang aman, nyaman dan ekonomis,” kata Fakhrizal saat tampil bersama Genius Umar dalam Debat Kandidat Paslon Pilgub Sumbar yang diselenggarakan TVRI Sumbar, Senin (23/11/2020) malam.
Pernyataan Jenderal Fakhrizal sangat terkait dengan upaya pemerintahan Propinsi Sumbar yang dipimpinnya nanti terhadap optimalisasi lahan tambang emas, batubara dan kehutanan yang secara ekonomi memang menjadi andalan masyarakat Sumbar. Artinya, potensi lahan tambang tidak boleh mati dan dibiarkan tak tergarap, tetapi harus dikelola secara manajemen dan teknologi lingkungan yang tinggi.
Misalnya, lahan tambang yang dikerjakan oleh masyarakat setempat, apabila sudah memiliki ceruk dalam, ditutup kembali supaya rata kembali. Begitu juga sebaliknya penebangan kayu diikuti secara disiplin dengan penanaman baru.
Isu ‘kandang buas potensi alam’ Sumbar seperti lahan hutan yang menguasai dua pertiga daratan Sumbar dan kawasan tambang mineral rakyat maupun peninggalan perusahaan BUMN, selama ini menjadi kendala besar dalam mendongkrak pendapatan masyarakat dan daerah.
“Dilemanya adalah masyarakat hidup di sektor tambang dan kehutanan, mereka tidak punya skill lain. Maka kami akan melegalisasi kegiatan usaha tersebut dengan menerapkan safety lingkungan tinggi. Dengan demikian potensi tambang dan hutan itu bisa menambah income masyarakat nantinya,” papar Fakhrizal.
Masalah optimalisasi lahan hutan di Sumbar yang selama ini dikerangkeng sebagai paru paru dunia, tetapi sebaliknya tidak memberikan keuntungan langsung kepada masyarakat dan daerah juga menjadi perhatian paslon lain.
Asumsinya, kawasan hutan itu diminta tetap dipelihara atau tidak boleh diubah peruntukannya misal jadi hutan konversi, namun sebaliknya Sumbar juga tidak menerima royalti atas peran paru paru dunia itu (carbon rate).
Akibatnya, dengan menyandang banyak status hutan lindung tersebut menyulitkan bagi daerah membangunan sarana jalan penghubung lebih cepat ke daerah tetangga.
Problema ini yang akan diputus oleh paslon FaGe, yang menurut Cawagub Genius Umar, dilakukan dengan cara optimalisasi potensi dengan memberlakukan kebijakan safety lingkungan tinggi.
Artinya paslon FaGe berani bertindak diluar kotak atau bahasa inggrisnya out of box untuk membangun Sumbar, atawa tidak menyerah saja kepada kondisi alam, seperti terkungkung oleh karma tambang ilegal atau kayu ilegal.
Padahal, secara ilmu dan teknologi, karma itu sudah bisa dijawab. Seperti yang dilakukan oleh seorang tambang batubara di Sijunjung, Asrijal yang menambang batubara dengan menggunakan teknologi sedot alias menggunakan mesin alat sedot dan conveyor.
Artinya, resiko lingkungan terhadap sumberdaya manusia atawa pekerja menjadi minimal. Bahkan secara produksi, jumlah hasil tambang bisa ditingkatkan lebih tinggi. Intinya Pemerintahan Propinsi Sumbar dibawah pimpinan Irjen Fakhrizal dan Genius Umar tidak melihat efek negatif dalam pengelolaan kawasan tambang dan hutan, selama dilaksanakan dengan kontrol lingkungan yang tegas.
“Kita tidak mungkin memindahkan masyarakat dari lokasi tambang dan hutan demi memelihara situasi lingkungan semata, tetapi tugas kita membina masyarakat melakukan kegiatan ekonomi berbasis tambang dan kehutanan dengan mekanisme dan safety lingkungan,” kata Cawagub Genius Umar menjelaskan visi lingkungan FaGe.
Artinya lagi, dengan memberlakukan kebijakan yang berpihak kepada sektor pertambangan dan kehutanan masyarakat, maka dapat dipastikan aktifitas ekonomi masyarakat akan lebih meningkat lagi di masa datang.
Sebab, harus jujur kita katakan, di tempat seperti lahan tambang dan hutan terdapat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang luar biasa.
Dengan demikian, keberanian Jenderal Fakhrizal dan Genius Umar membuka sekat isolasi tambang rakyat dan hutan rakyat menjadi kegiatan legal, adalah sesuatu yang sangat pantas dihargai dan diacungkan jempol.
Itu menandakan bahwa FaGe memahami esensi dan masalah yang dihadapi masyarakat, tidak terkungkung oleh aturan kaku, sehingga kemudian terjadi tambang dan hutan menjadi tempat berusaha sekaligus tempat mencari makan para oknum tertentu.
Tetapi dengan memberikan peran secara ekonomi terhadap kegiatan pertambangan dan kehutanan secara sah, maka secara otomatis, dua kegiatan ini akan berlari tambah kencang dan akan memunculkan multiflier effect terhadap subsektor ekonomi lain. (Age)