JURNAL SUMBAR | Batusangkar – Tugas yang diembannya sebagai Analist swab Covid-19 yang dikenal juga dengan Petugas pegambil test swab ‘, merupakan profesi kontroversial yang memiliki resiko bagi pelaksana tugas.
Kontroversial karena tugas yang dijalaninya mengambil swab dari orang – orang yang berstatus pasien dalam pengawasan, karena proses pengambilan lendir langsung dari saluran pernapasan dengan mengusap tenggorokan atau hidung yang bisa saja terpapar Covid 19.
Namun tenaga kesehatan(Nakes) Yulfidawati Am.Ak yang bertugas di Puskesmas Pagaruyung yang akrab dipanggil Buk yul ketika berbincang-bincang, Sabtu(5/12) sudah mafhum betul dirinya suatu saat bisa saja tertular covid – 19. Tetapi buk Yul sudah haqul yakin, Covid itu bisa diantisipasi dengan memakai alat pelindung diri (APD) sesuai SOP yang benar ketika melayani pesien.
Pekerjaan yang dinilai kontroversial itu sudah ditekuni Yul sejak awal Covid 19 menyebar ke Sumatera Barat sekitar bulan Maret 2020 sampai saat ini. ” Hingga sekarang saya sudah melakukan test swab terhadap sekitar 1.000 pasien. In Sha Allah sampai detik ini saya masih dilindungi Allah SWT dari penularan covid yang mematikan tersebut ,” tekan Yulfidawati rang sumondo nagari Pasie Laweh Seitarab itu.
Tugas yang diamanahkan kepada buk Yul dilaksanakan secara konsekuen.Setiap kali ada penyerahan pasien untuk di test swab, ia lakukan dengan penuh tanggung jawab.” Setiap hari ada lima atau tujuh pasien yang datang ke puskesmas Pagaruyung untuk diswab.Swab yang dilakukan di halaman puskesmas berlangsung aman dan mulus,” tutur buk Yul.
Setiap kali, dirinya melaksanakan tugas pengambilan swab, sampel langsung dimasukan ke dalam botol khusus yang diberi nama pemiliknya. Sampel yang telah dikumpulkan terus dikirim ke Laboratorium kedokteran Unand Padang. Hasilnya akan diketahui dalam dua atau tiga hari kemudian.Apakah Sipasien positif covid atau negatif Corona virus.
![Epi](https://jurnalsumbar.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG-20240523-WA0003.jpg)
Karena yang mengambil sampel corona adalah kita, kata Buk Yul, maka hasil positif akan diketahui dari dia melalui laboratorium kedokteran Unand Padang.
Pernah satu hari, 18 Agustus 2020 pengambilan swab itu cukup merepotkan dan dibuai kecemasan, kenang Yul, karena pasien yang bakal melakukan test swab mencapai 120 orang berasal sari ASN dan masyarakat. Meningkatnya pasien swab karena waktu itu puskesmaa Limokaum ditutup karena beberapa nakes terpapar Covid 19.
Tetapi dengan tambahan satu analist lagi, semua pasien berhasil ditest swab tanpa kendala yang berarti.Tetapi kita cukup cemas juga, soalnya pasien yang akan diswab itu lumayan jamak, sekitar 120 orang, sebut Yulfidawati Am.Ak.
Walaupun Buk Yul terus bergelut dengan tugas swab menyewab mengenai lendir hidung dan tenggorokan, tetapi ia tidak pernah menyesali profesinya sebagai Analist dan resiko yang bakal dia hadapi di kemudian hari.
” Ketika saya akan memasuki tugas kesehatan, saya sudah mengetahui resiko akan dihadapi.Enak pahitnya tugas kesehatan tentu akan saya jalani.Yang terpenting nawaitu kita menolong sesama. In Sha Allah tentu ada pahala yang bakal kita terima dari Allah SWT, ” buk Yul bertutur.
Ketika diminta tentang pendapat keluarganya sekitar profesi yang dijalani Yulfidwati sebagai analist swab covid ” Syukur alhamdulillah keluarga bisa menerima eksistensinya sebagai analist covid.Sewaktu dijelaskan kepada suami dan dua anaknya.Mereka tidak keberatan, mereka menerima dengan baik,” pungkas Yulfidawati Am.Ak, analist di puskesmas Pagaruyung – h mr bakhtiar danau.