JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Sehari jelang demo serentak di 22 provinsi di Tanah Air, soal anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Bupati Sijunjung, Sumatera Barat, Benny Dwifa Yuswir dengan gerak cepat langsung merespon laporan dan kegelisahan masyarakat yang ada di Ranah Lansek Manih atas penurunan signifikan harga TBS dan menyikapi panjangnya antrian mobil pengangkut sawit.
Dengan gerak cepat bupati pun membentuk tim dan melakukan peninjauan kelokasi. Tim yang dipimpin Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekdakab Sijunjung, Muhadiris melakukan kunjungan dan hearing dengan pihak perusahaan PT Kemilau Permata Sawit dan PT Binapratama Sakato Jaya Kiliran Jao pada Senin (16/5/2022).
Hal itu dibenarkan Plt Kepala Kominfo Sijunjung, David Ronaldo, S.STP. “Ya, kemarin ((Senin-red) Tim dari Pemkab Sijunjung sudah turun kelokasi,”ucap David Ronal yang juga mantan Camat Kamangbaru itu.
Besok, Apkasindo Termasuk Petani Sawit di Kabupaten Sijunjung Lakukan Aksi Demo
Disebutkannya, selaian Asisten II, Tim Pemkab Sijunjung juga didampingi Kepala Dinas (Kadis) Dagperinkop UKM, Yulizar, Kadis DPMPTSP, Jaheri Plt Kadis Diskominfo, David Rinaldo, Plt Kasat Satpol PP Damkar, Suhril, Dinas Pertanian, Camat Kamang Baru, Wali Muaro Takung, Iswadi, Wali Nagari Kunangan Parik Rantang, Syahbuddin Dt Sinaro, Ketua KAN Muaro Takung, Dt Pucuk, Ninik Mamak, tokoh masyarakat dan rombongan lainnya.
Dijelaskan David, tujuan Tim Pemkab kelapangan, dalam rangka merespon keluhan masyarakat terkait penurunan harga yang signifikan sehingga merugikan pihak pengumpul dan petani sawit.
“Selain itu kami menelusuri apa yang terjadi di lapangan, sehingga tidak ada informasi yang simpang siur yang berkembang di masyarakat, agar ada keseimbangan antara pihak Pemerintah, perusahaan dan masyarakat,” kata Asiaten II Setdakab Sijunjung seperti dikutif Plt Kadis Kominfo.
“Kita dari pihak Pemda hanya bersikap netral, kita ingin tidak saling merugikan. Perusahaan tidak rugi, petani juga tidak. Kita akan evaluasi secepatnya bagaimana solusi dari persoalan ini,”ucap Asisten II yang juga putra asli Muaro Takung itu seperti diurai Plt Kadis Kominfom
“Semoga dengan upaya kita ini bisa mendapatkan solusi terbaik untuk perusahaan dan masyarakat kedepan hendaknya,”tambahnya.
Manager operasional pabrik PT Kemilau Permata Sawit M. Sahid, seperti dirilis berita milik Pemkab Sijunjung (Info Publik-red) menjelaskan, merurun signifikanya harga sawit itu merupakan kebijakan dari pusat.
Terkait sempat terjadinya antrian dari truk yang mengangkut sawit dikarenakan kapasitas pengolahan sawit setiap harinya tidak sesuai dengan sawit yang datang.
“Setiap harinya, kapasitas pengolahan TBS menjadi CPO hanya bisa menampung 150 sampai 170 mobil, tetapi yang datang sehari mencapai 400 mobil,” jelasnya.
Kata Sahid, harga TBS sawit saat ini merupakan ketetapan dari perusahaan pusat dan pihaknya hanya menjalankan.
Menurutnya, anjloknya harga juga penyebab dari dilarangnya ekpor CPO oleh pemerintah pusat.
“CPO saat ini sudah menumpuk, saat ini kami membawa CPO ke daerah Dumai karena penampungan CPO di Padang sudah penuh,” tutur Sahid.
Senada, Mill manager PT BPSJ Kiliran Jao, Feri Firmansyah mengatakan, harga sawit anjlok juga merupakan dampak dari CPO yang dilarang untuk di ekspor.
“Kami berharap kepada Pemkab Sijunjung, untuk bisa menyampaikan kepada pemerintah pusat, agar ekspor CPO keluar negeri mulai dibuka,” bebernya.
Menurutnya, dengan kembali dibukanya ekspor, stok CPO tidak lagi menumpuk sehingga harga TBS bisa kembali stabil.
Sebelum itu, Ketua KAN Muaro Takung, Parizal Datuk Bgd Sutan (Dt Pucuk-red) juga membenarkan, ia bersama Pemkab Sijunjung telah mendatangi pihak perusahaan. Namun, ia agak merasa kecewa, karena yang memegang kebijakan sedang tak ada ditempat.
“Ya, kami disuguhi segelas air meneral dan managernya yang pengambil kebijakan tak ada di tempat,”ucap Datuk Pucuk.rilis/*