Pantai Cerocok yang sudah sangat populer di Sumatera Barat, bahkan sampai kebelahan dunia sana, masih mempunyai prediket pantai yang cukup baik dan pengunjung yang relatif terbanyak, yang datang dari berbagai daerah di luar provinsi Sumatera Barat. Beberapa Bus Pariwisata dan kendaraan pribadi masih membludak di area parkiran Pantai Cerocok.
Sabtu, 21 Mei 2022, kami (Sam Salam) dari Kadin Provinsi Sumatera Barat, Ketua Asita Sumatera barat (Darmawi), Anggota DPRD Pessel Bapak Novermal; yang harus meninggalkan Bimtek di Padang, demi perbaikan pariwisata Pessel, bersama-sama menuju Cerocok untuk melihat langsung kondisi dan pengelolaan kawasan wisata tersebut, didampingi oleh Kepala Bidang Pariwisata Pesisir Selatan (Wildan) dan sekaligus bersama Ketua PokDarWis (Kelompok Sadar Wisata Pessel) Ibu Dena Sri Handayani, S.Kep dan beberapa pelaku dunia Pariwisata Pessel. Dalam kunjungan “on the spot” tersebut, banyak hal yang masih perlu dibenahi baik Sumber Daya Alam Pariwisata dan Sumber Daya Manusia, sehingga “Pariwisata Pessel” akan lebih baik dimasa yang akan datang.
Menelusuri adanya “issue” bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan memungut biaya masuk mesjid, sesungguhnya adalah hal yang tidak demikian adanya. Hal ini sesuai penelusuran kami bahwa hal tersebut adalah suatu “keadaan dan kondisi” penempatan pintu masuk saja. Dalam hal ini Pemda Pessel yang diwakili oleh Bapak Wildan dan Ketua Pokdarwis ibu Dena, akan memperbaiki hal tersebut secara “inclusive”, penempatan pintu masuk bagi para wisatawan demi kenyamanan bersama.
Dalam waktu dekat disepakati bersama bahwa pariwisata Pesisir Selatan butuh perbaikan semua stakeholder dan pelaku yang terlibat dalam pariwisata untuk menuju pada suatu konsep pelayanan “Tourism entrepreneurship”; aktifitas yang dirancang untuk lebih efektif dan interaksi saling menguntungkan antara penerima tamu dengan wisatawan yang sekaligus profesionalisme pelayanan sehingga memperbaiki “socio economic status” wilayah setempat.
Untuk pencapaian Pelayanan Tourism Enterprenuership diatas, dalam waktu dekat disepakati untuk mengadakan pelatihan-pelatihan bagi semua stakeholders dant atau pelaku dunia usaha pariwisata. Disamping itu perbaikan dan mempercantik sarana dan prasarana kawasan pariwisata akan menjadi pekerjaan utama Pemerintah Daerah Pesisir Selatan; baik sarana parkir, sarana peristirahatan, sarana Toilet dan lainnya maupun sarana para pedagang dikawasan tersebut.
Konsep “No Sampah” yang dipakai, tanpa membangun sarana / tempat membuang sampah bagi wisatawan adalah konsep hal yang “super-Naif”. Selanjutnya konsep “gotong-royong” memungut sampah agar kelihatan bersih yang sifatnya hanya sementara tanpa memperbaiki dan menyediakan “tong sampah” yang memadai serta tanpa memberikan “sanksi” yang tegas bagi semua pihak, juga akan menjadi konsep “the same old-story” (Carito usang) yang terjadi dimana-mana.
Alhamdulillah, Semoga kesepakatan ini akan menjadi langkah terbaik untuk majunya pariwisata Pesisir Selatan khususnya, dan berdampak baik kepada pariwisata Sumatera Barat pada Umumnya.
Penulis adalah pengurus Kadin Sumbar dan pelaku usaha pariwisata.