JURNAL SUMBAR | Solok – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, terus berupaya untuk melestarikan populasi ikan bilih yang merupakan ikan endemik di danau singkarak, yang jumlahnya semakin berkurang setiap tahunnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Desniarti mengungkapkan, keberadaan bagan atau jaring angkat menggunakan jala rapat merupakan faktor pemicu menurunnya populasi ikan bilih di danau singkarak.
Desniarti melaporkan rekap data pemilik bagan dan jumlah bagan yang berada di Kabupaten Solok dan Tanah Datar berdasarkan hasil identifikasi dari Wali Nagari per tanggal 17 November 2022.
Terungkap pemilik bagan berjumlah sebanyak 206 orang sedangkan jumlah bagan sebanyak 317 unit.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Penyelamatan Ikan Endemik Danau Singkarak bersama Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Desniarti, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Balitbang, serta beberapa jajaran Forkopimda terkait di Ruang Rapat Istana Gubernuran, Selasa (22/11/2022).
Kepala DKP Sumbar Desniarti, menyebut, pemilik bagan pada umumnya merupakan masyarakat setempat salingka danau singkarak dan bukan investor dari luar Kabupaten/kota.
“Bagan dioperasikan pada malam hari dengan 4 kali panen dalam semalam dengan hasil panen ikan Bilih 50-80 Kilogram per unit bagan. Jika Bagan beroperasi sebanyak 317 unit maka hasil panennya 15.850 – 25.360 kilogram per hari,” ungkapnya.
Dalam laporannya Desniarti juga mengungkapkan jenis jaring angkat yang mengancam kelestarian Ikan Bilih tersebut menggunakan mata jaring yang sangat rapat sebesar 2 – 4 mm hal tersebut mengakibatkan overfishing yang dapat mengancam populasi ikan endemik di danau singkarak tersebut.
Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, mendukung upaya penertiban bagan tersebut namun ia juga mengatakan harus ada upaya dari Pemerintah Provinsi untuk memikirkan mata pencaharian lain dari 206 orang nelayan (pemilik bagan), sehingga pendapatan para nelayan tersebut tidak terganggu.
“Pada waktu itu saya bertemu dengan Wali Nagari di sana untuk membahas pelebaran jalan di Danau Singkarak maka akan banyak event yang bisa digelar untuk menggerakkan ekonomi dan membangkitkan potensi yang ada,” ujar gubernur.
Gubernur mengatakan jika jalan sudah lebar, akses bagus dan lancar, maka banyak event yang bisa diselenggarakan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat salingka Danau Singkarak.
Kemudian terkait penertiban bagan terdapat beberapa upaya-upaya yang dilakukan Pemprov Sumbar untuk menjaga keselamatan ikan bilih antara lain dengan Membuat kawasan suaka (reservat) didanau Singkarak sehingga masyarakat tidak dibolehkan melakukan aktifitas penangkapan dikawasan tersebut. Ikan bilih dapat tumbuh dan berkembang secara alami di kawasan reservat.
Di dalam rapat tersebut gubernur juga membahas untuk memperluas kawasan reservat yang ada, untuk menambah jumlah jenis ikan yang bisa dilindungi dari aktivitas ilegal fishing. (Via/MMC)
Diskominfotik Sumbar.