JURNAL SUMBAR | Sawahlunto – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alam Talago, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, pada Kamis (31/8/2023) kembali menggelar Market Day.
Kegiatan Market day ini dimaksudkan sebagai upaya menumbuhkan bakat siswa. Kegiatan tersebut berupa belajar menjual berbagai hasil karya peserta didik—utamanya dalam hal kreasi makanan dan minuman. Market Day itu dilaksanakan dengan tujuan untuk mendidik peserta didik mengembangkan jiwa entrepreneur sekaligus penguatan karakter siswa.
Demikian disampaikan Kepala SDIT Alam Talago Sawahlunto, Delvia Sepniwati,S.Pd saat kegiatan Market Day di halaman SDIT Alam Talago daerah setempat.
Menurut istri dari Pemred Jurnalsumbar.Com itu, kegiatan Market Day itu dilaksana sekali dalam dua pekan.
“Kegiatan Market Day diselenggarakan sebagai bentuk perwujudan dan aplikasi penguatan pendidikan karakter di sekolah. Ada nilai religius, kemandirian dan gotong royong. Dari nilai religius, siswa dilatih untuk melakukan nilai-nilai kejujuran dalam proses jual beli sampai dengan laporan perolehan hasil. Wujud sikap mandiri dan gotong royong yaitu anak-anak diberi kebebasan untuk mempersiapkan lapak, memilih dan menjajakan barang dagangannya,”tambah Delvia.
Dijelaskannya, SDIT Alam Talago hanya memberi rambu-rambu bahwa yang dijual dalam bentuk jajanan makanan dan minuman tradisional, yang sehat dan tidak mengandung bahan pengawet.
“Pemilihan menu makanan dan minuman, serta konsep pemasaran dan manajemen usaha, diserahkan semuanya kepada siswa dengan arahan dari wali kelas masing-masing. Peserta didik diberi keleluasaan menggunakan lingkungan sekolah yang berupa halaman SDIT Alam Talago sebagai lokasi tempat membuka usaha mereka dalam acara Market Day tersebut,”terang Delvia.
“Dalam acara ini tidak ada intervensi dari guru atau sekolah. Peserta didik sendiri yang berkreativitas maunya seperti apa, dan barang yang di jual apa, bebas,” tanbah Debi selaku koordinator Market Day.
Namun ternyata konsep para peserta didik dinilai sangat bagus dan berhasil. Halaman SDIT yang biasanya sepi pada saat jam pembelajaran dirubah menjadi lapak-lapak / stand stand meja seperti pasar tradisional. Mereka (siswa) berbelanjan dengan tertib yang dipandu uztazah Sintia (guru)
Peserta didik sangat antusias dalam kegiatan tersebut, sehingga ada beberapa stand yang berhasil menjual habis produknya dalam waktu yang singkat. Penjual pun merasa senang menjual dagangannya. Mereka menjualaneka dagangan, sepeeri kentang krispi, pudding mangga, bakso goreng dengan berbagai rasa dan nasu goreng serta aneka dagangan lainnya.
Mereka mengungkapkan kepuasannya karena telah berhasil menjual produk olahanya.
“Alhamdulillah, bakso goreng dan kentang krispi yang kami jual laris dalam waktu yang singkat bu, senang sekali bisa merasakan berjualan. Ternyata seru dan besok di semester genap mau lagi,”ungkap beberapa penjual.
Harga-harga yang dijual pun bervariasi dan terjangkau mulai dari seribu rupiah hingga tiga ribu rupiah.
“Tentunya ini sangat bermanfaat untuk bekal nanti setelah lulus. Pengalaman yang diperoleh dalam hal kewirausahaan dapat dikembangkan lagi saat nanti menempuh pendidikan di sekolah yang lebih tinggi,” ujar siswa lainnya bangga.raysa