Petahana Dinilai Kuat, Penantang Belum Kelihatan, Pilkada Sijunjung Sepi Peminat?

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 hanya menghitung waktu. Sejauh ini belum terlihat akan adanya perhelatan untuk memilih calon bupati maupun wakil bupati. Berikut simak laporan Saptarius, Wartawan Utama dari Jurnalsumbar.Com.

Potret sepinya dari peminat sebagai kandidat bupati/wabup itu terlihat di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Tak terlihat tanda-tanda adanya sosok siapa yang bakal akan menjadi Calon Bupati maupun Calon Wabupnya. Apakah dinilai petahana terlalu tangguh untuk dilawan?

Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana mengatakan, apabila petahana dirasakan punya potensi elektabilitas yang tinggi untuk memenangkan pilkada maka bisa dipastikan para penantang-nya tidak akan banyak, bahkan mungkin tidak ada alias calon tunggal.

Artinya, bisa melawan kotak kosong?

“Seberapa kuat petahana kepala daerah akan ikut kompetisi pilkada. Jika kuat maka penantang-nya tidak akan banyak atau bisa jadi hanya calon tunggal,” kata Aditya Perdana di Depok, Jawa barat, Minggu lalu seperti dikutif dari antara.

Aditya mengatakan cairnya pembentukan koalisi pencalonan pilkada tidak sebangun dengan koalisi Pilpres 2024. Artinya, koalisi yang terbentuk dalam pencapresan tidak akan sama atau bahkan tidak relevan dengan kondisi setiap daerah karena kekuatan legislatif dari hasil Pemilu legislatif 2024 lalu tidak sebangun dengan hasil yang ada di pusat.

Saptarius Wartawan Utama

Maka, setiap parpol mungkin sudah menginstruksikan setiap wilayahnya untuk terbuka dalam membangun koalisi dengan siapa pun.

Selain itu lanjutnya, pengaruh orang kuat lokal baik secara sosial, ekonomi, politik atau budaya akan membentuk konstruksi pencalonan yang ada. Sehingga pengaruh tokoh agama, adat, atau pebisnis yang kuat akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para elite politik nasional dan lokal dalam memutuskan siapa yang dapat didukung dalam koalisi tersebut.

Ia mencontohkan di Pulau Jawa kemungkinan petahana yang kuat adalah Khofifah untuk provinsi Jatim. Dimana, ada kemungkinan sebagian besar parpol akan merapat untuk menyatukan dukungan kepada Khofifah.

Sementara, provinsi lainnya seperti Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng, dugaan saya akan lebih kompetitif karena tidak ada petahana yang kuat dan dominan berdasarkan situasi politik hari ini. Kecuali, Ridwan Kamil (Jabar) dan Anies Baswedan (Jakarta) akan memutuskan ikut kompetisi Pilkada nanti. Sehingga, peluang partisipasi dari para peserta akan terbuka luas.

Namun demikian, bagi semua peserta pilkada nanti, calon yang diwaspadai adalah para pejabat kepala daerah. Dari sisi regulasi memang jelas bahwa mereka tidak boleh berpihak dan diharuskan mundur dari jabatannya apabila berkeinginan mencalonkan diri.

Epi

Namun, para pejabat sementara ini memiliki potensi untuk dapat meramaikan kontestasi apabila ia mampu menarik simpati dan dukungan masyarakat secara cepat karena kinerja positif dan ternyata pejabat sebelumnya tidak demikian halnya.

“Ini yang malah menurut saya akan menjadi dilema para pejabat sementara dan elite partai politik yang berkeinginan mencalonkan para pejabat ini”.

“Satu sisi berkinerja baik dan potensial dalam memajukan daerahnya, namun sisi lain ada batasan regulasi dan kepatuhan kepada pemerintah pusat untuk menuntaskan sisa masa jabatan sementara-nya yang pendek,” kata Aditya yang juga Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting.

Lantas apakah Pilkada Sijunjung petahana hanya melawan kotak kosong. “Jangan anggap lubuk tak babatu, tunggu saja, pasti ada lawan petahana,”ujar sejumlah sumber di Ranah Lansek Manih.

Padahal, dulunya bermunculan akan ada penantang petahana, namun mendekati Pilkada, satu persatu suara para penantang tak terdengar lagi.Apakah segitu kuatnya elektabilitas petahana?

Tak bisa dipungkiri, pada suatu saat, ada salah seorang politikus dan juga pimpinan parpol kepada Jurnalsumbar berkata, untuk mengimbangi petahana harus head to head. “Atau beri dia kesempatan satukali lagi untuk melanjutkan estapet kepemimpinannya,”ujar sumber itu selalu ngajak ngopi steng.

Hal yang sama juga disampaikan calon kandidat lainnya.

“Kalau ingin menghadapi petahana itu harus lawan dengan cara head to head. Kalau sampai lima atau empat pasang, itu mah sama saja bunuh diri dan mari konyol, mending saya jadi penonton saja. Kalau tiga pasang masih bisa kita imbangi,”kata sumber tersebut kala itu. Segitu kuat dan tangguhnya seorang petahana di Pilkada Sijunjung.

“Agustus ini sudah mulai pendaftaran di KPU, Namun hingga kini belum ada terdengar siapa yang bakal melawan petahana. Ataukah ada Mr.X yang siap melawan petahana, atau petahana akan berhadapan dengan kotak kosong,”tanya sumber lainnya.

Pasangan Benny-Radi (Benny Dwifa Yuswir – Iraddatillah-red) dipastikan siap bersama melanjutkan kepemimpinannya di dua periode. Jika memang tak ada penantang, maka langkah petahana itu akan mulus dan malenggang di Pilkada 27 November 2024 mendatang.

Namun belakangan, tersiar nama uztad Hendri Susanto,Lc dan Mukhlis, S.HI yang siap menghadapi petahana di Pilkada Sijunjung.

Sayangnya, keduanya belum mendeklarasikan diri untuk maju bersama. “Mungkin masih lobi-lobi dukungan parpol,”tambah sumber lainnya.

Jika diamati, bisa jadi petahana akan melawan kotak kosong, atau sebaliknya ada upaya menciptakan head to head untuk melawan petahana? “Kalau pun ada penantang, diperkirakan Pilkada Sijunjung akan diikuti tiga pasang calon kepala daerah. Benarkah? Tunggu saja.JS-001

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.