JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Ternyata, Kota Semarang menjadi magnet tersendiri bagi Pemerintah dan jajaran Forkopimda Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat untuk melakukan kajian terkait inovasi dan pembangunan serta sarana prasarana.
Salah satunya yakni inovasi hasil penelitian dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan pembentukan Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) di Ibu Kota Jawa Tengah.
Hadir memimpin rombongan, Bupati Sijunjung, Benny Dwifa Yuswir didampingi Kapolres Sijunjung, AKBP Andre Anas, Kajari Sijunjung Rina Idawani serta Forkopimda dan Kepala OPD terkait.
Mereka disambut Asisten Pemerintahan Muhammad Khadik, Plt. Kesbangpol Joko Hartoni, Plt. Ketua KPU Ahmad Zaini, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Muhammad Afif, Wakapolrestabes Wiwit Ari Wibisono serta segenap jajaran Forkopimda dan OPD Pemerintah Kota Semarang.
“Intinya pak Bupati dan jajaran hadir di Kota Semarang karena melihat perkembangan pesat yang terjadi di Kota Semarang.”
“Beliau ingin belajar, sharing, diskusi, hal-hal baik yang bisa diimplementasikan,” ujar Muhammad Khadik saat menyambut rombongan Pemkab dan Forkopimda Kabupaten Sijunjung di Co-working Space BRIN, di Balai Kota Semarang, Senin 29 Juli 2024.
Rombongan mengunjungi beberapa lokasi, antara lain Co-Working Space BRIN di Balai Kota Semarang, Command Center di Polrestabes Semarang dan lain sebagainya.
“Mereka sangat senang melihat Kota Semarang telah membentuk Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA). Bahkan sudah bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN),” kata dia.
Dari hasil kerja yang sama dengan BRIN, selanjutnya dia, berbagai hasil penelitian telah diterapkan Pemerintah Kota Semarang.
“Ini yang membuat mereka terkesan, dengan berbagai hasilnya. Salah satunya makanan sampah plastik menjadi BBM bernama Petasol,” lanjut dia.
Seperti diketahui, sampah plastik merupakan residu yang sulit sekali didaur ulang dan mempengaruhi lingkungan
.
“Ternyata dengan penelitian sampah plastik bisa diubah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) Petasol.”
“Ini bisa menjadi solusi terutama dari limbah plastik yang pencemarannya ada di muara.”
“Harapannya ini bisa menjadi berkah karena sampah itu menjadi bahan untuk pembuatan petasol,” papar dia.
Pemanfaatan Petasol, menurut Khadik, diterapkan sebagai bahan bakar kapal nelayan, alat pertanian seperti traktor hingga mobil.
“Ini bisa menjadi solusi terutama dari limbah plastik yang pencemarannya ada di muara.”
“Harapannya ini bisa menjadi berkah karena sampah itu menjadi bahan untuk pembuatan petasol,” papar dia.
Pemanfaatan Petasol, menurut Khadik, diterapkan sebagai bahan bakar kapal nelayan, alat pertanian seperti traktor hingga mobil.
“Itu sudah kita uji coba dan hasilnya itu bagus. Karena permasalahan sampah plastik itu tidak hanya permasalahan kota Semarang tapi juga permasalahan kabupaten kota se Indonesia,” jelasnya.
Hasil riset lainnya yang membuat tertarik rombongan Pemkab Sijunjung, sebut Khadik, yakni benih padi unggul yang bisa ditanam di daerah air payau atau pesisir (lahan salin).
“Selama ini kita tahu, kalau benih padi di air payau kan tidak bisa tumbuh.”
“Dengan riset BRIN, beberapa waktu lalu Ibu Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sudah mengimplementasikan di daerah pesisir di Kecamatan Tugu,” tuturnya.
Tak hanya itu, hasil riset olahan singkong menjadi plastik juga dilirik Kabupaten Sijunjung.
Plastik yang terbuat dari singkong tersebut, setelah dipakai bisa langsung terurai.
“Akhirnya pak Bupati, ingin meniru yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Semarang untuk diterapkan di sana,” papar dia.
Rombongan bergeser ke Situation Room melihat unit 112 Call Center Kota Semarang dan Sapa Mbak Ita.
“Sempat kita ajak juga ke Unit 112 Call Center, yaitu sistem pelaporan masyarakat manakala ada kejadian yang membutuhkan bantuan kegawatdaruratan 24 jam,” kata Khadik.
Menurut dia, dengan Call Center 112 segala keluhan, permasalahan, masukan dan saran yang masuk akan ditindaklanjuti dan ditangani oleh OPD dan Forkopimda terkait.
Selain tertarik dengan Inovasi Pemkot Semarang dengan BRIN dan Call Center 112, Pemkab Sijunjung juga mengunjungi inovasi di Command Center Polrestabes Semarang.
“Rombongan diajak melihat command center, dijelaskan tentang inovasi Polrestabes dalam rangka menjaga kondusifitas Kamtibmas di kota Semarang ada kentongan Kenita, Panic Button dan Aplikasi Libas,” terangnya.
Kapolres Sijunjung bahkan mengaku tertarik dengan aplikasi Libas dan penerapan CCTV di setiap RT.
Kota Semarang juga dinilai sebagai kota besar paling toleran di Indonesia.
“Kita masuk lima besar rangking nasional sebagai kota toleran.”
Karena kerukunan antar umat beragama menjadi hal yang fundamental dalam pembangunan. Beliau ingin belajar kiat-kiatnya,” tegasnya.sumber; suara merdeka.com