2 Orang Terluka, Polres Sijunjung Berhasil Cegah “Cakak” Antar Kampung

5400

JURNAL SUMBAR| Sijunjung — Memasuki hari ketiga ramadhan, perkelahian antar kampung di Nagari Tamparungo, Kecamatan Sumpurkudus, Kabupaten Sijunjung nyaris terjadi. Diduga akibat kesalahpamahan antar muda-mudi, TN, 31 th, warga Sungai Tampang yang bekerja swasta dan JFA,17 th warga Kotobaru, Nagari Sisawah, Senin (29/5) malam sekitar pukul 23.00 WIB terpaksa dirujuk ke Pukesmas Kumanis akibat mengalami luka robek di kepala dan luka gores di pusar.

Kedua korban mengalami luka setelah sempat berkelahi dengan pemuda Jorong Simaru, Nagari Tamparungo. Informasi yang berhasil dihimpun Jurnal Sumbar, pada malam itu, kedua korban bersam enam temannya bermain ke Tamparungo.

Entah apa penyebabnya, tiba-tiba korban dan rekannya sempat cekcok dengan pemuda Tamparungo. Diduga perselisihan dan kesalahpahaman itu dipicu urusan mudamudi. Tak beberapa lama terjadilah perkelahian yang tak terhindarkan.

Akibatnya, kedua korban mengalami lukaluka. Korban TN, alami luka robek dikepala dengan lima jahitan dan korban JFA, alami luka gores di pusar. Sebelum dirujuk ke Puskesmas Kumanis kedua korban sempat dirawat di Pustu Jorong Kotolamo, Nagari Tamparungo.

Saat perawatan itu, diantar rekan korban menelepon temannya. Dalam hitungan menit puluhan pemuda mendatangi kantor wali untuk melakukan penyerangan.

Untungnya beberapa warga beserta tokoh masyarakat cepat menghubungi Polsek Sumpurkudus. Sehingga cakak banyak itu berhasil terhindar fan digagalkan. Jajaran Polsek Sumpurkudus beserta walinagari Tamparungo serta ketua pemuda Sisawah dan Tamparungo pun berumbuk.

Kedua belahpihak bersepakat menyelesaikan perkara penganiayaan tersebut secara damai dan berjanji yidak akan melakukan pertikaian termasuk tidak akan meneruskan persoalan itu ke polisi.

Kapolres Sijunjung Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Imran Amir.S.IK.MHum, kepada Jurnal Sumbar, Selasa (30/5) siang, membenarkan perkara tersebut.

“Ya, untung saja anggota kita dan tokoh  masyarakat cepat tanggap sehingga perkelahian itu tidak meluas. Untuk menghindari perkelahian antar kampung dilakukan pendekatan secara persuashif. Alhasil suasan mencair dan didapati kata sepakat korban dan kedua nagari berdamai dan saling bersalamsalaman,”tambah mantan subdit Tipikor Polda Sumbar itu. [Saptarius]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here