Lahan Bermasalah, Perbaikan Jalan Pasarjumat – Kandangbaru Sijunjung Dihentikan

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Walau sudah memulai kelanjutan pejerjaan ruas jalan By Pass Pasarjumat – Kandangbaru, Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat, sejak sepekan terakhir pihak rekanan PT Dekky Karya Bestari (PT DKB) menghentikan pekerjaan, karena terkendala pembebasan lahan.

“Ya, mau tak mau untuk sementara waktu pekerjaan ini kita hentikan sementara lantaran persoalan lahan. Kalau kita hanya sebagai rekanan pelaksana pekerjaan, soal urusan lokasi itu bukan urusan kami,” kata Jon, pelaksana lapangan PT. DKB kepada Jurnal Sumbar, Rabu (16/8/2017) siang.

Menurut Jon, lantaran persoalan di lapangan belum tuntas, akhirnya pihaknya terpaksa membawa sebagian alat beratnya ke daerah lain. “Dari pada alat kami nganggur, ya terpaksa untuk sementara kami bawa dulu ke tempat lain,” sebut Jon.

Pekerjaan jalan by pass tersebut merupakan peningkatan jalan tahun 2017 dengan pagu dana mencapai Rp7,7 miliar lebih yang bersumber dari APBD Sijunjung. Lantaran kisruh soal pembebasan lahan, pihak rekan menghentikan sementara pekerjaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sijunjung, Budi Syafarman di hadapan Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin, kepada Jurnal Sumbar, Selasa (15/8/2017) tak menapiknya.

Menurut Budi, pihaknya akan segera mencari solusi penyelesaian. “Sudah ada pembicaraan soal itu,” ucapnya.

Namun Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin justeru kaget. “Kok bermasalah. Sejak zaman bupati sebelumnya kan sudah tuntas soal ganti ruginya,” kata bupati ketika itu.

Tak hanya itu, ternyata ruas jalan by pass itu pun meninggalkan bengkalai masalah. Pasalnya, belum genap setahun pengerjaannya, malah sudah rusak parah.

Epi

Pengerjaan jalan bermasalah itu dilaksanakan pada tahun 2016 yang dibangun PTPS (PT Pratama Sejahtera) dengan menghabiskan dana mencapai Rp6 miliar lebih.

Kini  jalan itu sudah hancur dan putus. Padahal jalan tersebut akses jalan menuju gedung DPRD dan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Tak heran, sorotan publik kini tertuju pada pembangunan jalan by pass yang dibangun sejak era Bupati Syahrul Anwar (alm) itu. Pasalnya, untuk menuju dari dan ke gedung DPRD kini harus menempuh jalan berbelok ke Tanahbadantuang. Pembangunan jalan itu dilakukan secara bertahap. Bahkan pada tahun 2016, jalan itu sudah mulus.

Tapi, kini jalan itu banyak yang hancur, berlobang, amblas, bergelombang hingga ada yang putus. Padahal jalan itu baru diperbaiki pada tahun 2016. Diduga, hancur dan terpurusnya jalan itu, disinyalir perencanaan dan pengerjaan pembangunannya kurang matang dan tak sesuai bestek.

“Seharusnya, setiap pembangunan mempunyai perencanaan yang matang. Kalau tidak, susah dan siapa yang dipersalahkan. Proyek itu dibangun sejak zaman bupati Syahrul Anwar,” kata Drs. Syahril Syamra Dt Bgd Tan Putieh, Wakil Ketua Gapensi Sumbar yang juga tokoh masyarakat Sijunjung pada Jurnal Sumbar belum lama ini.

Padahal, di pinggir ruas jalan yang putus itu terdapat rawa. Jika hari hujan, rawa itu meluap dan menjadi air bah. Tak heran, jalan itu pun sedikit demi sedikit pun terkikis hingga akhirnya terputus dan berlumpur.

Seharusnya, sebelum dibangun, rawa itu didam. Tapi itu malah dibiarkan tanpa dinding atau penyanggah. “Itulah yang diduga kurang matangnya perencanaan,” kata sebuah sumber di Muaro Sijunjung.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sijunjung, Ir. Budi Syafriman justeru membantah. “Jalan itu memang sengaja diputus untuk mengeringkan air di rawa itu. Dulu pekerjaannya dilaksanakan PTPS dengan dana Rp6 miliar lebih. Sekarang jalannya sedang dikerjakan dengan paket peningkatan jalan dengan dana Rp7,7 miliar dan dikerjakan PT. Dekky Karya Bestari (PT.DKB), nah dimana salahnya,” terang Budi kepada Jurnal Sumbar, belum lama ini. Saptarius

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.