JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Tim verifikasi program kampung iklim tingkat nasional yang dipimpin, Aminah, M.Si mengunjungi komunitas lokal bioversity Garcy Tea Nagari Latang, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, Kamis (9/8/2018).
Kedatangan tim verifikasi Proklim tingkat nasional itu untuk memverifikasi komunitas lokal bioversity Garcy Tea yang masuk nominasi proklim tingkat utama nasional.
Tim tersebut disambut, Asisten II Setdakab, Edwin Suprayogi, Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup, Epyuleris, Kabag Kebersihan dan Pertaman Setdakab, Andres, Sekretaris Kecamatan Lubuk Tarok, Sidi Yanto, Ketua forum kabupaten sehat, Fajar Septian dan undangan lainnya di Sekretariat Komunitas Lokal Bioversity Nagari Latang.
Edwin Suprayogi sendiri atas nama Pemerintah Kabupaten Sijunjung merasa bahagia atas kunjungan tim verifikasi Proklim tingkat nasional ke komunitas lokal bioversity Nagari Latang.
“Terima kasih, mudah-mudahan komunitas lokal bioversity Nagari Latang terpilih sebagai daerah terbaik di Indonesia,” ucap Edwin Suprayogi.
Ia mengatakan, Pemkab Sijunjung komit dengan program kampung iklim.Sebagai bentuk komitmen dan dukungan terhadap Proklim itu, Pemkab Sijunjung telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 31 tahun 2018 tentang Program Kampung Iklim.
“Perbup ini sebagai bentuk kominten Pemkab dalam upaya mendorong penguatan dan pengembangan adaptasi perubahan iklim dan mitigasi perubahan iklim,” katanya.
Tim verifikasi tingkat nasional, Aminah mengatakan di Sumatera Barat terdapat 16 lokasi yang ikut dalam verifikasi Proklim Nasional.Sementara secara nasional terdapat 607 lokasi. “Selamat, komunitas lokal bioversity masuk nominasi Proklim nasional,” katanya.
Verifikasi kelapangan ini, sebut dia untuk melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan komunitas lokal bioversity baik terkait adaptasi, mitigasi maupun kelembagaan.
Ketua Komunitas lokal bioversity, Syafri memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan pihaknya untuk meminimalisir pemanasan global. Diantaranya, penghijauan lahan, membuat jaringan irigasi, pengolahan limbah padat dan cair menjadi kompos hingga membuat resapan air.”Semua
ini kami lakukan dengan melibatkan masyarakat,” katanya. Azet