JURNALSUMBAR | Pesisir Selatan – Hidup di tengah segala keterbatasan. Tanpa penerangan. Tanpa alas tidur. Tanpa selimut. Dinding rumah kayu yang lapuk banyak lubang angin.
Nanda (16) harus hidup dengan kondisi tak enak itu bersama tiga orang adiknya di kampung Taratak Sungai Lundang, Nagari Taratak Sungai Lundang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.
4 tahun sudah empat bocah ini hidup tanpa kedua orang tua. Ibu meninggal dunia, dan ayah pergi pula meninggalkan Nanda (16), Nabila (13), Bella (12) dan Samuel (8).
Untuk mencukupi kebutuhan hidup ketiga adiknya, Nanda harus berjualan onde-onde keliling kampung.
Ditinggal ibu yang meninggal dan ayah yang pergi tanpa kabar itu, empat orang bocah ini harus tidur berempat di rumah tanpa listrik, hanya menggunakan lampu togok.
Keterbatasan itu membuat Nanda hanya mampu mencicipi bangku sekolah sampai kelas 5 Sekolah Dasar. Seribu dua ribu rupiah kumpulkannya setiap hari dari hasil penjualan onde-onde untuk membeli kebutuhan hidup ketiga adiknya. Dan, sesekali ia bekerja sebagai pemotong rumput dengan upah Rp.30 ribu, itu pun tidak setiap hari.
Kehidupan Nanda bersama adiknya Nabila (13), Bella (12) dan Samuel (8) cukup mengharukan. Anak seusia mereka yang seharusnya mendapatkan pendidikan selayaknya harus putus sekolah.
Walaupun begitu, Nanda tetap semangat dengan segala keterbatasan yang ada.
“Jualan onde-onde dan potong rumput untuk mencukupi kebutuhan adik di rumah,” sebut Nanda.
Melihat kondisi ini membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan turun langsung kerumah Nanda di Taratak Sungai Lundang, Nagari Taratak Sungai Lundang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sabtu (15/9).
Lisda Hendrajoni bersama tim Bedah Rumah Pemkab Pessel, didampingi pihak Kecamatan dan Nagari, membawa Nanda dan ketiga orang adiknya ke rumah dinas untuk menginap, dan makan malam bersama dengan Bupati Hendrajoni.
Rumah mereka akan dibedah oleh Pemkab Pessel.
“Selama ini tidak ada laporan dari warga. Ini kita dapat informasi dari media. Dan, kita langsung turun, dan mulai sekarang rumah mereka kita bedah,” ujar Lisda.
Sebelum diajak berbelanja kebutuhan sekolah, Nanda bersama tiga orang adiknya juga dijamu sarapan pagi bersama Bupati Hendrajoni. Sambil menikmati makanan, Nanda bercerita tentang adik-adiknya.
“Kedepan mereka akan dibantu dengan kemampuan yang ada. Pemkab Pessel sangat prihatin dan sedih melihat kondisi mereka,” ungkap Lisda.
Lisda mengajak Nanda dan ketiga adiknya belanja kebutuhan sekolah di salah satu pasar di Kabupaten Pessel.
Wajah sumringah terpancar dari wajah Samuel (8) saat membeli mainan topeng, baju dan sepatu. Hal yang sama juga dirasakan Nanda (16), Nabila (13), Bella (12) membeli baju.
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban hidup Nanda bersama adik-adiknya, dan setelah berbelanja Nanda akan kita bawa lagi ke kampungnya. Tinggal sementara bersama tetangga, sambil menunggu rumah mereka dibedah,” ungkap Lisda. (Rega Desfinal)