Drama Pamalayu Karya Refi Candra Ditonton Wabup

Jurnal Sumbar

JURNAL SUMBAR | Dharmasraya – Setelah Launching Festival Famalayu 22 Agustus 2019 yang lalu di Museum Nasional Jakarta, tampaknya terselenggaranya Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasraya nan dijuluki Ranah Cati Nan Tigo benar-benar di manfaatkan oleh sebagian pecinta Seni dan Budaya juga Sastra Dharmasraya untuk mengukir karya yang lebih penomenal.

Drama Pamalayu yang menceritakan sejarah singkat ekspedisi pamalayu dikemas dengan literasi berbeda, supaya dapat ditontonkan ke tengah masyarakat dan mudah dipahami oleh masyarakat yang sebagian belum paham tentang apa itu Pamalayu. Pelakonnya tak lain adalah dari siswa-siswi SMA N 1 Kecamatan Koto Salak, dan anggota Saka Bhakti Husada, SMAN 1 Koto Salak Area, dengan judul Drama menguak tabir sejarah ekspedisi pamalayu, karya Refi Candra.

Dihari puncak Ulang Tahun KORPRI Ke-48, dan HKN Ke-55 tingkat Dharmasraya kelompok Seni dan Budaya Dharmasraya pada 27/11/19, berkesempatan menampilkan Drama yang begitu memukau ratusan penonton. Drama bertajuk menguak tabir sejarah ekspedisi pamalayu itu bahkan dipertontonkan langsung dihadapan H. Amrizal Dt. Rajo Medan, Wakil Bupati Dharmasraya. Juga turut menyaksikan, H. Adlisman, Sekda Kab. Dharmasraya, Asisten, staf ahli Bupati, Forkopimda, Kepala OPD, Ketua TP-PKK, Ketua GOW, dan ratusan penonton lainnya.

PERANTAU SIJUNJUNG

Sebuah karya Drama oleh Refi Candra S.Pd, yang notabene sebagai guru SMAN 1 Kotsal yang kini tengah naik daun dengan Drama Pamalayunya. Guru Bidang Study Bahasa Inggris ini mengakui melahirkan karya dramanya sejak demam Pamalayu muncul di Dharmasraya, bagaimana tidak, sebagai seorang guru, ia juga ingin memberikan sedikit pembelajaran yang berbeda di kelas dan memberikan pengajaran nilai sejarah di tengah masyarakat Dharmasraya.

“Sebetulnya Drama dengan judul yang sama yaitu menguak tabir sejarah ekspedisi pamalayu sudah kali kedua di saksikan masyarakat luas, sudah ditampilkan pertama pada acara perkemahan tingkat daerah di SKB pada bulan lalu. Alhamdulillah, mendapatkan respon positif dan disambut antusias oleh masyarakat, sama halnya yang dilakukan ditampilkan dihalaman kantor bupati sekarang ini” tutur pria berpenampilan ala Umar Bakrie tersebut.

Mengenal lebih jauh pemeran dalam Drama ini ialah mereka pelajar yang duduk di kelas X, XI, XII, pada sekolah SMAN 1 Kotsal, dan ditambah pemeran lain anggota SBH Sitiung II, dengan kalaborasi sebanyak 20 orang. ” karya yang diadopsi dari sejarah ekspedisi pamalayu dari kerajaan singosari ke kerajan melayu Dharmasraya yang dirangkum dalam drama ini diceritakan sesuai sejarah yang berkembang saat ini, namun ada perubahan skrip lain dengan candaan agar penonton tidak menjadi jenuh”, tutur Refi Candra.

H. Amrizal Dt. Rajo Medan, Wakil Bupati Dharmasraya yang dikenal peduli akan sejarah kerajaan Dharmasraya tersebut mengungkapkan perlu adanya pemahaman dan pengenalan Ekspedisi Pamalayu lebih luas kepada masyarakat, langkah yang dilakukan pegiat seni, budaya, dan juga sastra yang berada di Dharmasraya sudah patut diacungkan dua jempol kiri dan kanan. “Kedepan, hingga acara puncak dan berakhirnya acara Festival Pamalayu pada 7 Januari yang bertepatan HUT Dharmasraya Ke-16, hendaknya lebih banyak lagi muncul karya-karya baru mereka”, karya yang dimaksud Wabub baik itu berupa Drama Pamalayu, Photografi, dan juga sejumlah karya yang diperlombakan dalam Iven.humas
editor; saptarius

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.