HUT Ke-56 Jurusan Seni Rupa FBS UNP Dimeriahkan dengan Pameran dan Seminar Nasional

JURNAL SUMBAR | Padang – Peran dan manfaat seni rupa tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Walaupun canggihnya teknologi yang berhasil diciptakan, karya seni rupa dan desain membuat segala teknologi mutakhir menjadi indah dan fungsional. Indah untuk dilihat, dan indah untuk digunakan dalam membantu pemenuhan kehidupan sehari-hari.

Demikian disampaikan oleh Dekan FBS Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M. Hum. ketika membuka kegiatan Pameran dan Seminar Nasional dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-56 Jurusan Seni Rupa pada hari ini (12/11) di Kampus FBS UNP air Tawar Padang.

Lebih lanjut, Dekan FBS Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M. Hum. menjelaskan bahwa hal ini tak luput dengan salah satu peran dari Jurusan Seni Rupa, terutama dalam seni, pendidikan seni dan desain dalam melahirkan lulusan yang memiliki daya saing dan memiliki solusi tepat dan kreatif dalam menghadapi berbagai permasalahan zaman. Menurutnya lagi, kegiatan yang dilaksanakan ini sepantasnya sesuai dengan peran yang diemban oleh Jurusan Seni Rupa dan membangkitkan semangat berkesenian baik di dalam maupun di luar institusi.

Pada kesempatan itu, Dekan FBS Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M. Hum. sangat mengapresiasi kegiatan pameran dan seminar seni rupa dan desain, sebagai salah satu program tahunan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-56 ini. Selebrasi yang diiringi acara pameran dan seminar ini semoga semakin memantapkan langkah Jurusan Seni Rupa ke depan dengan melakukan berbagai terobosan aktif, kreatif, dan berdaya guna.

Epi

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Yasrul Sami, S.Sn., M.Sn. pada tahun 2019 ini merupakan bukti suatu langkah pencapaian bagi Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni UNP. Pencapaian ini dapat dilihat dari kembali dilaksanakannya Pameran Seni Rupa dan Desain dalam rangka Program Tahunan Jurusan.

“Pada perayaan kali ini kami bersepakat untuk memberi tema kegiatan yaitu Sapamatang. Kami yakin tema ini mampu untuk memberikan warna tersendiri pada even kali ini,” jelas Yasrul Sami, S.Sn., M.Sn.

Lebih lanjut, Yasrul Sami, S.Sn., M.Sn. menjelaskan bahwa kata Sapamatang kami adopsi sebagai tema, tidak muncul secara gamblang. Berbagai perdebatan kami lalui untuk mematangkan identitas pada kegiatan kali ini. Hal ini bertolak dari kegiatan berkesenian sekarang yang lebih berorientasi pada nuansa lokal sebagai identitas kekayaan budaya di Indonesia bahkan global. Hal ini juga menyinggung bahwa kesenian hari ini berada pada praktik kontemporer, tidak lagi memiliki kecenderungan pada tanda-tanda yang universal. Justru karakter dan identitas lokal menjadi hal yang cenderung dicari akhir-akhir ini, termasuk didalamnya bidang desain.

Menurut Yasrul Sami, S.Sn., M.Sn. iven pameran kali ini diikuti oleh 70 peserta pameran yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan beragam karya seni rupa dan desain. Peserta dari berbagai daerah ini berasal paling di antaranya dari Manado, Cianjur (Jawa Barat), Solo (perwakilan dari rekan-rekan di UNS), dan Riau, di antaranya juga terdapat peserta yang berasal dari beberapa komunitas seni yang cukup aktif di Sumatera Barat, yaitu Rumah Ada Seni (RAS), Rumah Ragam, dan Komunitas Seni Belanak. (ET)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.