JURNAL SUMBAR | Solok – Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musyorkab) Solok di ruang Solok nan Indah Kantor Bupati Solok di Arosuka, Sabtu 18 Juli 2020 kembali menobatkan Rudi Horizon sebagai ketua umum Koni Kabupaten Solok periode 2020-2024.
Rudi Horizon yang sebelumnya juga diberi amanah memimpin Koni Kabupaten Solok periode 2016-2020 tersebut, kembali terpilih secara aklamasi dengan didukung oleh 26 cabang olahraga, dari 36 cabor pemilik suara sah yang terdaftar di Koni Kabupaten Solok tersebut.
Musyorkab Koni Kabupaten Solok tersebut dibuka oleh Bupati Solok Gusmal dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Solok Jon Firman Pandu, Forkompimda, Waketum I Koni Sumbar H. Aldi Yunaldi, Sekum Irnaldi Samin, Wasekum Syahindra Nurben, Sareng Suprapto dan Alex Dino.
Sidang yang dipimpin oleh Steering Commite (SC) Jon Afnel Hendri, Mevrizal dan Yutiswandi tersebut sempat berjalan alot. Menyusul hujan interupsi yang dilakukan oleh kubu kandidat Gusrial Abbas sebagai penantang petahana. Kubu Gusrial Abbas yang dikomandoi oleh Riki Rizo menilai Musyorkab yang digelar tersebut tidak layak dilanjutkan karena melanggar konstitusi AD/ART Koni.
Namun sidang kembali dilanjutkan setelah kubu Politikus PAN Gusrial Abbas yang mengklaim didukung oleh 8 cabang olahraga, masing-masing Pobsi (Bilyar) Askab PSSI, Futsal, Faji, PBVSI, Hapkido, FPTI, PJSI dan ISSI tersebut memilih Walk Out (WO) dari ruang sidang.
Selain memilih WO dari arena Musyorkab, kubu mantan wakil ketua DPRD Kabupaten Solok Gusrial Abbas yang juga didukung oleh Wakil Bupati Solok Yulfadri Nurdin tersebut, juga menarik semua berkas pencalonan Gusrial Abbas yang sebelumnya sudah diserahkan kepada panita penjaringan dan penyaringan Calon ketua Umum Koni kabupaten Solok.
Namun tudingan yang dilayangkan oleh kubu penantang petahana tersebut dibantah keras oleh pihak Koni Sumbar yang mengikuti jalannya musyawarah dari awal sampai akhir. “Musyawarah ini sah. Tidak ada yang dilanggar, karena semua mekanisme musyawarah telah dilalui dan disepakati bersama,” kata Waketum I Koni Sumbar H. Aldi Yunaldi.
Menurut wakil ketua umum yang membawahi bidang organisasi ini, AD/ART memang menjadi acuan dan pedoman dalam sebuah musyawarah olahraga. Namun tak semuanya berjalan ideal, karena keputusan tertinggi dalam pelaksanaan musyawarah ada pada forum musyawarah itu sendiri.
“Kalau forum Musyorkab mengambil sebuah kesepakatan, itulah keputusan yang harus dilaksanakan. Lagian yang dipermasalahkan itu bukan persoalan prinsip. Makanya kami tegaskan hasil musyawarah ini sah dan keputusan yang ditetapkan di dalamnya juga sah,” tegasnya.
Terkait dinamika yang berkembang dalam Musyorkab tersebut, Aldi memandang sebagai hal yang lumrah dalam sebuah organisasi. “Ini hal biasa, ini bukti bahwa musyawarah olahraga Kabupaten Solok berjalan demokratis. Kalau ada yang memilih WO itu juga hal biasa. Bahkan di lembaga tertinggi seperti Koni Pusat dan DPR pun WO juga menjadi opsi bagi peserta musyawarah,” ucapnya.
Senada dengan itu, Sekum Koni Irnaldi Samin menyebutkan, Dinamika ini bagian dari demokarasi, hal itu biasa terjadi dimanapun organisasinya. Yang penting kata dia Jangan jadikan dinamika ini sebagai dendam yang merusak prestasi olahraga di kabupaten Solok di masa mendatang. “Tidak Solok namanya jika dinamika yang terjadi menyelesaikan masalah.
Hadapi perang untuk menuju perdamaian,” ujarnya.
Putra nagari Muara Panas ini menegaskan, sebagai ketua terpilih, Rudi Horizon merupakan putra terbaik Kabupaten Solok pada hari ini dalam membangun prestasi olahraga di daerah penghasil beras itu. Hal itu dibuktikan dengan prestasi yang telah diraih selama ini dengan berhasil menghantarkan Kabupaten Solok menjadi peringkat empat pada porprov 2018 silam.
“Saya berharap ketua terpilih merangkul kembali yang berbeda pendapat. Karena tak mungkin memajukan prestasi olahraga tanpa dukungan semua pihak,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Umum Pengcab Pobsi (Bilyar) Jon Firman Pandu yang dikonfirmasi terkait adanya mosi tidak percaya tersebut, membantah jika dirinya ikut mendukung gerakan yang dilakukan tersebut. Menurutnya, dirinya pada hari ini tak hanya sebagai ketua sebuah Pengcab namun juga ketua DPRD yang merupakan representasi dari perwakilan seluruh lapisan masyarakat di daerah itu.
“Saya tidak pernah ikut mosi tidak percaya itu. Itu mencoreng nama saya. Karena posisi saya hari ini tak hanya sebagai ketua pengcab Pobsi semata, namun juga sebagai ketua DPRD Kabupaten Solok,” tegas politisi Gerindra ini mengklarifikasi. Rls/Malin