JURNAL SUMBAR | Solok – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah dengan tegas peringatkan warga agar menghentikan kebiasaan buang sampah ke sungai karena kerusakan yang disebabkannya sudah tidak bisa ditoleransi.
“Bapak ibu yang ada di Kabupaten Solok, khususnyo warga Koto Gadang, tolong sampah jangan dibuang ke sungai lagi. Itu danau Singkarak sudah rusak (karenanya),” tegas Gubernur di hadapan jemaah Masjid Raya Darussalam, Nagari Koto Gadang Koto Anau, Kec. Lembang Jaya, Kab. Solok, dalam kunjungan Safari Ramadan Pemprov Sumbar pada Sabtu (9/4/2022)
Gubernur menyarankan, alih-alih dibuang ke sungai, sampah sebaiknya dikumpulkan, dipilah, lalu diolah. Dengan begitu, sambungnya, sampah dapat memberikan nilai manfaat yang besar.
“Kalau sampahnya organik, nanti bisa dijadikan pupuk, jadi pakan ternak melalui fermentasi, atau bisa jadi media untuk budidaya maggot untuk pakan ayam. Di Kampar ada yang mengembangkan maggot ini, sehari bisa hasilkan Rp10 juta lebih,” terangnya.
Gubernur lebih lanjut mengatakan, Ia sepenuhnya memahami pengolahan sampah organik membutuhkan pengetahuan teoritis dan praktis tertentu. Oleh karenanya, Ia mewacanakan akan memberikan pelatihan pengolahan limbah organisk, khususnya bagi warga Koto Gadang Koto Anau.
“Nanti kami bisa latih pemuda-pemuda di sini untuk memanfaatkan sampah organik itu agar berdaya guna,” ujar Gubernur.
Tidak hanya sampah organik, Gubernur menyatakan bahwa sampah plastik juga bisa memiliki nilai guna jika diolah. Dikatakannya, produk olahan sampah plastik kini banyak digunakan oleh industri sebagai bahan bakar alternatif. Dijelaskan Gubernur, hal ini harus dilihat sebagai peluang menjanjikan lainnya dari sampah.
“Yang plastikpun kini sudah diolah. Bisa jadi bahan bakar lalu dijual ke Semen Padang. Nanti kita juga bisa latih (mengolah sampah plastik) dan bantu alat untuk mencacahnya,” pungkasnya.
(Diskominfotik Sumbar)