Alek Bakajang Gunung Malintang Dipadati Ribuan Pengunjung
JURNAL SUMBAR | Limapuluh Kota – Ribuan pengunjung memadati Alek Bakajang di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari, Rabu (28/6) hingga Minggu (2/7) kemarin.
Pada kegiatan itu, ikut hadir Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi, anggota DPRD setempat, Kepala-kepala OPD Limapuluh Kota, di antaranya, Plt Dinas Pendidikan, Indrawati, Kasatpol PP, Nasriyanto, pemangku adat, niniak mamak, serta tamu undangan lainnya.
Wali Nagari Gunuang Malintang, Wido Putra mengatakan, tradisi bakajang ala anak Nagari Gunuang Malintang ini merupakan kegiatan menyambut bulan Syawal 1438 Hijriyah di kenagariannya.
Kegiatan ini, merupakan tradisi anak nagari yang sudah berlangsung secara temurun di Nagari Gunuangmalintang. Konon, tradisi adat ini berkembang dari cerita rakyat hingga terus dilestarikan hingga kini.
“Ini kegitan rutin yang dilaksanakan anak nagari Gunuang Malintang dalam menyambut hari raya Idul Fitri, tujuannya untuk mepererat tali silahturahmi,” ujarnya.
Hari pertama pembukaan, dimulai dengan tradisi “Manjalang Mamak”, yang diikuti seluruh pemuda beserta anak nagari ke empat istano penghulu di limbago adat nagari setempat.
Mereka antara lain, Dt Paduko Rajo, Dt Sati, Dt Bandaro serta Dt Gindo Simarajo. Adapun terakhir, yang dikunjungi ialah kepala pemerintahan nagari dan alim-ulama. Dalam prosesinya, para pemuda anak nagari bersama bundo kanduang, membawa wejangan makanan (jamba) yang dibawa menggunakan dulang.
Di aliran Batang Maek, sebanyak lima buah perahu sudah disulap para pemuda di empat Jorong menjadi kapal berkuran besar. Kapal-kapal tersebut dirancang berbagai bentuk, menyerupai kapal veri.
Ribuan anak nagari serta perantau, terlihat berhamburan ke Sungai Batang Maek, didalam sungai itu terdapat sampan yang tadinya sudah dimodifikasi menyerupai kapal veri atau juga disebut dengan Kajang.
Pada kesempatan itu, Bupati irfendi Arbi juga berkesempatan berlayar mengunakan Kajang mengelilingi sungai Batang Maek, Sabtu(1/7) kemarin, sebelum tradisi ini ditutup esok harinya.
Dikatakan Bupati, tradisi ‘bakajang’ di nagari Gunuang Malintang ini merupakan salah satu icon seni budaya masyarakat di Limapuluh Kota. Untuk itu, pihaknya terus mendorong semua pihak agar terus melastarikan budaya ini.
“Ini merupakan budaya tradisional didaerah kita, saya harap kegiatan ini selalu dilaksanakaan semeriah mungkin, supaya tradisi digunuang malintang ini terus terjaga,” ujar Bupati.
Dikatakannya, Pemkab Limapuluh Kota akan terus memacu pengembangan wisata, bakajang ini terwujud jadi magnet wisata. ” Kita akan upayakan, tradisi Bakajang sebagai kalender tahunan wisata Limapuluh Kota,”ujarnya. [Rilis/Erwin]