JURNALSUMBAR | Pesisir Selatan – Kebanggan tersendiri bagi pribadi, keluarga, orang tua dan lingkungan bisa mengikuti iven pemilihan Uda-Uni. Butuh proses dan persaingan ketat bisa ikut dalam seleksi, karena banyak penilaian harus dilalui untuk menjadi Uda-Uni. Baik itu ditingkat Kabupaten maupun Provinsi.
Yogi Ketua Ikatan Uda-Uni Sumatera Barat mengatakan, secara langsung pribadi dan ikatan Uda-Uni Sumbar menolak keberadaan LGBT yang ada di Sumatera Barat. Untuk bergabung dalam Uda-Uni ini harus melalui tahapan seleksi ketat, ada 7 kategori atau kriteria harus diikuti bakal calon peserta Uda-Uni. Salah satunya mengenai Keagaman dan Adat – Istidat.
“Kita menolak LGBT dan harus diberantas di Sumbar,” kata Yogi.
Ditegaskannya, berdasarkan hasil rapat bersama dinas pariwisata provinsi sumbar ivend uda – uni sumbar tetap akan dilanjutkan. Karena, keberadaan dan uda – uni mempunyai pengaruh besar dalam rangka mendukung promosi pariwisata yang ada di Kabupaten maupun Provinsi Sumbar.
Bahkan, untuk masuk dalam uda – uni para peserta dibekali adat – istiadat dan keagamaan. Serta, dimintak mengisi surat peryataan fakta integritas salah satunya menolak LGBT, kata Yogi.
Ia berharap kepada alumi uda – uni bisa berperan aktif mendukung promosi pariwisata dan pembangunan yang ada di daerahnya.
Bundo Kandung Pesisir Selatan, Yuni Darmi, SPd juga menolak tegas keberadaan LGBT di Sumbar dan Kabupaten Pessel. Jangan ada lagi ada LGBT di Kabupaten Pessel. Sebagai masyarakat Minangkabau yang menjujung tinggi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah “.
“LGBT adalah person, dan tidak kaitannya dengan Uda – Uni baik di Sumbar, khususnya di Pessel,” tegas Bundo Kandung Pessel itu.
Sekali lagi atas nama pribadi dan bundo kandung kabupaten Pessel secara tegas menolak LGBT. Kalau hal itu tidak dilawan, mau jadi apa generasi muda kabupaten Pessel, jika LGBT ini tidakdiberantas. Mengkedepankan adat minang kabau ” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah “.
Pembina Uda – Uni Kabupaten Pessel Lisda Hendrajoni mengatakan, keberadaan uda – uni mempunyai peran dalam ikut mendukung promosi pariwisata dan pembangunan di daerah. Sebagai masyarakat Minang Kabau yang menjujung tinggi ” Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah “. Merupakan landasan dari sistem nilai yang menjadikan Islam sebagai sumber utama dalam tata dan pola perilaku serta melembaga dalam masyarakat Minangkabau.
Artinya, Adat Bersendi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah adalah Kerangka filosofis orang Minangkabau dalam memahami dan memaknai eksistensnya sebagai mahluk Allah. Sesungguhnyalah Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah yang kini menjadi indentitas kultural orang Minangkabau lahir dari kesadaran sejarah masyarakatnya melalui proses dan pergulatan yang panjang. Ini adalah satu hal yang harus dijunjung Uda – Uni.
“Tidak hanya dituntut cerdas, inovatif dan kreatif, tetapi juga memiliki komitmen untuk menbantu mendorong pengembangan pariwisata,” kata Lisda Hendrajoni.
Jadi secara tegas Lisda menyatakan jika Tidak hanya cerdas, inovatif dan kreatif. Bagi para peserta uda – uni dituntut memiliki intelejensi wawasan luas tentang hiruk pikuk pembangunan, pariwisata dan adat istiadat di daerahnya. Dan bukan itu saja, kedisiplinan, agamais, wawasan serta berkepribadian harus dimiliki untuk bisa bersaing dengan para peserta.
Pembinaan mental atau karakter harus dilalui selama proses karantina guna membentuk uda – uni cerdas, inovatif dan kreatif. Serta mampu mempunyai komitmen untuk menbantu mendorong pengembangan pariwisata. Bahkan dalam mendukung pemberantasan # Tolak dan berantas LGBT SUMBAR #.(Rega Desfinal)