JURNALSUMBAR | Pesisir Selatan – Saat tengah banjirnya informasi, media sosial menjadi ‘rujukan’ masyarakat, banyak informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya alias hoax.
Hal itu menjadi kecemasan masyarakat. Yang paling membahayakan pemberitaan hoax itu dapat berpotensi terjadinya konflik.
Doni Harsiva Yandra mengatakan, saat ini banyak terjadi pemberitaan hoax dan itu meresahkan banyak pihak. “Indonesia sudah darurat informasi,” ujarnya.
Menurut Doni HY yang akrab disapa sejawatnya, perkembangan informasi dan teknologi (IT) saat ini begitu canggih, sehingga banyak orang yang bisa memasukan pemberitaan melalui medsos.
“Jika hoax dibiarkan, ini mempunyai dampak negatif yang justru berpotensi pada perpecahan,” ucapnya.
Selain itu Doni mengatakan, siapa saja bisa menyebar dan mengakses aneka informasi. Karena tak ada filter mana informasi yang benar atau bohong di media sosial.
Bahkan tak hanya itu tambah Ketua Hubungan Luar Negeri KNPI itu, saat ini sudah mulai terlihat bahwa publik sebagian mulai terpengaruh pemberitaan hoax walaupun belum sampai meluas.
“Dampaknya sudah terlihat, dengan maraknya informasi hoax, kalau tidak lahir kesadaran khususnya para elit justru berpotensi terjadi konflik di tingkat bawah,” jelasnya.
Untuk itu, Doni yang juga Direktur ADIL Institute berharap agar pemerintah mempunyai cara jitu untuk mengatasi hoax dengan kehati-hatian, agar berita hoax tidak bermunculan dan segera punah.
“Negara harus mengimbau untuk mengurangi hoax, dan stakeholder masyarakat juga harus ada edukasi, sehingga penggunaan medsos dilakukan secara bijaksana,” pungkas Doni. (Rega Desfinal)