JURNAL SUMBAR | Padang — Kapolri Jenderal Tito Karnavian boleh jadi tidak tercatat sebagai pembicara kunci pada Konvensi Nasional Pendidikan (KONASPI) IX-2019 yang sedang berlangsung di Universitas Negeri Padang, Rabu hingga Sabtu (13-16/3/2019). Namun orang nomor satu di Kepolisian RI justru menjadi sumber informasi tentang isu negatif dari dampak revolusi industri 4.0.
Menurut Tito Karnavian, pemanfaatan teknologi itu sejatinya sudah dirasakan masyarakat saat ini. Sebut saja penggunaan smartphone untuk berinteraksi diantaranya melalui Facebook. Ia meminta informasi yang diunggah tidak memancing konflik. Apalagi ketika mengungga informasi yang berbabau sara dan agama.
Untuk itu, Kapolri Tito Karnavian meminta agar semua perbedaan di Indonesia disikapi dengan bijaksana. Sebab, menurut Tito, perbedaan yang tidak dipandang dengan toleran berpotensi memunculkan konflik.
“Berbeda suku, agama, bisa juga mengandung konflik. Potensi konflik paling berbahaya itu adalah agama. Kenapa? In the name of God, atas nama Tuhan,” ujar Tito di hadapan peserta Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) IX di auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (14/3/2019).
Tito menyampaikan konteks perbedaan memunculkan potensi konflik yang dilihat dari sisi manajemen konflik. Sedangkan di Indonesia, Tito menyebut, konflik rentan terjadi ketika ada perbedaan mencolok antarkelas sosial-ekonomi.
“Dari sisi manajemen konflik, setiap perbedaan mengandung (potensi) konflik. Berbeda pandangan, itu adalah konflik,” kata Tito.
“Kita harus jujur bahwa–tanpa bermaksud menyalahkan pemerintah saat ini–dalam kurun waktu 1945 sampai 74 tahun kita belum mampu mengubah gambar kesejahteraan rakyat yang masih berbentuk piramida, yaitu masih didominasi oleh low class. Sedangkan high class dan middle class masih sedikit,” imbuh Tito.
Tito menyebut Indonesia sebagai NKRI harus selalu dijunjung untuk meredam konflik. Meski tidak memungkiri adanya gesekan, Tito menyebut hal itu masih bisa diatasi.
“Salah satu rahmat Tuhan yang paling besar adalah bangsa ini masih utuh hingga 74 tahun sebentar lagi. Negara kita masih bisa kita satukan dalam kerangka NKRI, meski ada gejolak di beberapa tempat, tapi masih dalam kendali,” kata Tito sekaligus meminta semua pihak selalu waspada akan konflik.
Sebelumnya, walaupun tidak diagendakan akan hadir di acara KONASPI IX/2019, karena Rektor UNP, Prof Ganefri sudah pernah
1D3A2070.JPG
bersilaturahmi dengan Kapolri dan atas dukungan Kapolda Sumbar, Irjen Pol Fakhrizal. Tak pelak Kapolri memenuhi undangan itu, bahkan Panglima TNI Panglima TN Marsekal Hadi Tjahjanto turut hadir pada hari kedua KONASPI IX (14/3), sehingga para peserta mendapat isu kebangsaan yang terkini. (Humas UNP/Agusmardi)