JURNAL SUMBAR | Limapuluh Kota – Kabupaten Limapuluh Kota memiliki keindahan alam yang luar biasa. Kemana-mana pun pergi, pandangan mata pasti disuguhi view alam yang eksotis luar biasa indahnya. Perbukitan yang berjejer, hijaunya hutan serta liku-liku aliran air sungai menjadikan alam Limapuluh Kota sangat menjanjikan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata baru.
Itu pun tidak hanya terdapat di satu nagari saja. Melainkan ada di 79 nagari plus satu nagari persiapan. Disana, tersembunyi pontensi alam yang bisa dikembangkan sebagai objek wisata dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
Saat ini saja contohnya, sudah hadir objek-objek wisata baru di beberapa nagari dengan mengandalkan keindahan alam. Objek wisata itupun juga jadi handalan bagi masyarakat di nagari setempat sebagai penopang hidup keluarga mereka.
“Memang betul, daerah kita sangat kaya terhadap potensi wisata. Tetapi belum tergarap maksimal. Ini bisa dikembangkan dengan baik menuju kesejahteraan masyarakat Limapuluh Kota,” terang calon Bupati Darman Sahladi.
Menurut calon Bupati yang diusung Demokrat-PAN-Nasdem itu, sudah seharusnya potensi-potensi yang ada dinagari dikembangkan melalui regulasi daerah. “Ini yang kita lakukan kedepan. Satu nagari, setidaknya memiliki satu objek wisata handalan. Dengan adanya kunjungan wisawatan ke nagari, berdampak pada perputaran uang di nagari setempat. Ini sangat menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat,” terangnya lagi.
Putra Kapur IX itu sudah mengkonsep dengan baik bagaimana pariwisata Limapuluh Kota kedepan. Yaitu dengan melakukan pengembangan kawasan wisata secara terpadu.
“Jadi, kedepan tidak hanya wisata alam saja yang jadi handalan Limapuluh Kota. Banyak objek yang bisa dikembangkan. Yaitu wisata religi, wisata sejarah serta wisata budaya,” ucapnya.
Untuk wisata religi, kata calon bupati nomor 2 itu, banyak hal yang bisa dioptimalkan kedepannya. Seperti tempat ibadah serta makam-makam para ulama termasuk nagari penyebaran ajaran islam. “Nagari Taram, Nagari Batu Ampa, Nagari Piobang dan banyak nagari lainnya memiliki potensi wisata religi yang bisa digarap maksimal,” katanya.
Kemudian, di masing-masing nagari mengandung sejarah yang berbeda dan bisa digarap maksimal sebagai potensi untuk dikembangkan. “Maek adalah nagari peradaban. Ini adalah aset mahal. Kemudian, ada di Koto Tinggi, Halaban, Guguak, termasuk Suliki dan banyak nagari lainnya memiliki cerita sejarah yang bisa diaplikasikan sebagai objek wisata baru. Ini perlu digarap maksimal. Kapan perlu kita dirikan museum di nagari dalam mendukung objek wisata sejarah ini,” ucapnya.
Menurut Darman Sahladi, meski Limapuluh Kota berada di Luak Nan Bungsu, tetapi masing-masing nagari di Limapuluh Kota memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda. Begitu juga seni budaya, Limapuluh Kota sangat kaya terhadap hal itu.
“Setiap nagari, pasti menggelar “baralek pangulu” . Baralek pangulu tiap nagari pun unik dan berbeda dengan nagari lainnya. Ini adalah potensi yang bisa dikembangkan sebagai wisata budaya Limapuluh Kota. Kegiatan adat seperti itu pun perlu disuppor oleh daerah, kapan perlu dibuatkan kalender wisata terkait ini dan mengundang wisatawan luar setiap acara baralek pangulu di Limapuluh Kota,” terang Darman Sahladi.
Hal senada juga dikatakan calon Wakil Bupati Maskar M Dt Pobo. Seni tradisi yang dimiliki Limapuluh Kota, ucapnya, sangat menjanjikan untuk dikembangkan dengan baik. “Iven-iven budaya yang mengangkat tentang seni tradisi adat istiadat bisa dijadikan sebagai handalan dalam pengembangan wisata budaya Limapuluh Kota. Ini pun beragam ada di masing-masing nagari. Kemudian, ada bangunan-bangunan adat Minangkabau yang bisa dioptimalkan sebagai kawasan budaya dalam pengembangan wisata,” terang Maskar.
Soal wisata, Maskar M Dt Pobo memang terkenal ahlinya. Selama 3 tahun menjadi Walinagari Tanjuang Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, pria dengan gelar adat Datuak Pobo itu sukses mengembangkan salah satu kawasan setempat sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Limapuluh Kota. Yakni objek wisata Kayu Kolek.
Bermodalkan pengalaman saat menciptakan wisata Kayu Kolek hingga menjadi salah satu objek wisata populer hingga saat ini, karena itu Maskar M Dt Pobo diyakini mampu mewujudkan dalam pengembangan wisata Limapuluh Kota secara terpadu. “Ini yang kami lakukan kedepan yaitu pengembangan wisata secara terpadu. Karena, potensi wisata Limapuluh Kota yang ada saat ini sangat luar biasa. Wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan wisata budaya kedepan harus dikelola dengan baik sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat,” ucap Maskar M Dt Pobo. (rdo)