Lalu Zulkarnain, Guru Honor Dirikan Rumah Tahfizh Gratis di Sumpurkudus Sijunjung

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Seorang guru honorer bidang studi PPKn di sebuah MTsN Kabupaten Sijunjung membuka layanan rumah tahfizh gratis bagi anak-anak di kampungnya. Alhasil, rumah tahfizh yang didirikannya cukup ramai, bahkan mamu melahirkan para hafizh Quran berprestasi tingkat kabupaten, provinsi. Subhanallah. Mau tau kisahnya ?

Ya, sosok sang inspirator kita kali ini bernama lengkap Lalu Zulkarnain,50, seorang pria asal Lombok, kelahiran 1978 silam. Sehari-hari berprofesi sebagai guru (honorer) di MTsN 6 Sijunjung, plus berstatus sebagai urang sumando (semenda) dan bertempat tinggal di Nagari Tanjung Bonai Aur (TBA), Kecamatan Sumpurkudus.

Di MTsN 6 Sijunjung bapak satu anak ini tercatat sebagai guru mata pelajaran dengan bidang studi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PPKn). Oleh orang-orang di kampungnya lazim dipanggil Ustadz Zulkarnain, aktif berkecimpung dalam kelompok majelis.

Meski sebagai seorang guru umum, secara akademik berlatar pendidikan Sarjana Hukum (SH). Justru Zulkarnain punya semangat tinggi untuk mengabdikan diri dibidang keagamaan, hingga Ia mencoba mendirikan sebuah kelompok tahfizh di Masjid dekat tempat tinggalnya, yakni Masjid Tahmid Jorong Kotobaru, Nagari TBA.

Alhasil, kelompok tahfizh asuhan Zulkarnain menjadi Rumah Tahfizh Madani Masjid Tahmid. Mampu melahirkan kalangan penghafal Alquran berprestasi tingkat kabupaten, hingga provinsi.

Terakhir, tercatat dua orang anak didik Zulkarnain sukses mengharumkan nama Sijunjung, meraih juara II pada cabang tahfizh 5 Juz atas nama Jihan Kesuma, dan 10 Juz oleh Muhammad Farhan Maizar di ajang MTQ Nasional ke-39 Tingkat Sumatera Barat Sumbar.

Kepada Padang Ekspres, Selasa, lalu, Zulkarnain berkesempatan sedikit berkisah, berbagi, seputar suka duka sebagai seorang pendiri dan pengasuh Rumah Tahfizh Madani TBA Sumpurkudus.

“Saya awalnya berniat ingin memakmurkan Masjid, salah-satunya adalah dengan mendirikan kelomok belajar Tahfizh anak-anak. Jadwalnya dibagi dua, yakni selepas Shalat Berjamaah Maghrib, dan Isya,” ujar Zulkarnain.

Ternyata, program tersebut mendapat respon positif dari masyarakat, jumlah anak-anak datang belajar lumayan banyak.
Sampai akhirnya krlompok hafalan Alquran rintisan Zulkarnain diberi nama Rumah Tahfizh Madani.

“Saya hanya modal kemauan, bahkan saya sendiri bukanlah hafizh. Tapi saya senang kalau anak-anak ramai ke Masjid dan menghafal Al-Quran dalam Rumah Allah itu,” tukasnya.

“Saya sesungguhnya di TBA adalah sebagai ‘urang sumando’, aslinya yakni dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Alhamdulillah, sejak jadi urang sumando di TBA pada tahun 2007 lalu, masyarakat setempat memberikan ruang bagi saya untuk mengabdi dalam nagari, bahkan meramaikan Masjid,” sebut Zulkarnain yang sekaligus sebagai Mantan Ketua BPN Nagari TBA periode 2013-2018.

Dijelaskannya, kegiatan tahfizh yang dirintisnya itu sudah berlangsung sejak tahun 2010. Pihak nagari dan masyarakat juga memberi motivasi kepada anak-anak, seperti tahun 2018 lalu, setiap anak yang hafal 1 Juz bahkan diberi hadiah dalam bentuk emas, yakni satu emas. Alhamdulillah, sudah ada sebanyak 42 anak yang berhasil mendapatkan hadiah tersebut.

“Baginya mengajar tahfizh menjadi sebuah kepuasan bathin, tidak berharap gaji sepersen pun, alias gratis. Setiap hari kini tercatat ada sekitar 50 sampai 70 anak yang belajar tahfizh bersamanya.

“Umumnya mereka adalah anak-anak masyarakat sekitar Nagari TBA, berasal dari semua jenjang sekolah,” imbuhnya.

Meski sederhana, Rumah Tahfiz Madani sejauh ini berhasil mencetak para penghafal Al-Quran, sekakigus mampu meraih prestasi di berbagai lomba tahfizh.
Konsep yang diterapkan adalah dengan menerapkan metode Muthaba’ah, atau menghafal dengan cara membaca berulang-ulang.

Setiap murid memiliki progresnya sendiri, tidak ada paksaan, namun mereka terus diberikan support dan semangat. Paling cepat 1 Juz hafal dalam empat hari.

Sekarang sudah ada yang 30 juz, 15, 10, 5 dan 1 juz. Jumlah hafalan tergantung kesungguhan dan progres murid masing-masing. Hingga kini jika ditotal sudah ada sebanyak 219 orang murid yang belajar tahfizh di Rumah Tahfizh Madani Masjid Tahmid Jorong Kotobaru tersebut.

Setiap yang sudah memiliki hafalan harus dijaga. Menjaga hafalan itu paling sulit, mulai dari pandangan, perilaku dan sebagainya. Harus rajin muraja’ah (mengulang hafalan) dan tetap fokus pada waktunya.

Menjadi penghafal Alquran bukanlah perkara mudah, tidak semua orang yang bisa melakukannya. Yang berat adalah menjaganya, dengan Alquran kita tidak boleh main-main. Meski sudah hafal sekian juz, kalau ada pantangan dilanggar, bisa hilang semua. Bahkan satu ayat pun tidak ingat lagi.

Meski tidak memiliki latar belakang sebagai hafizh Quran, namun Zulkarnain terus bersungguh-sungguh mencetak para penghafal Alquran. Turut dibantu seorang ustadzah, Sahminar (47) yang ikut mendidik anak-anak di rumah Tahfizh Madani.

“Mereka berhasil berkat kemauan dan usaha mereka sendiri. Kita disini hanya memotivasi dan melatihnya saja. Saya kalau ada yang setoran hafalan pasti mengiringi dengan melihat Al-Qur’an,” ucapnya pula.

Bagi murid yang sudah memiliki hafalan, Zulkarnain selalu menekankan agar mereka senantiasa menjaganya. Bila perlu diikuti dengan puasa sunat, perbanyak ibadah, selain ibadah wajib sebagai seorang Muslim.

Belajar menghafal Al-Quran di Rumah Tahfizh Madani tidak dipungut biaya, alias gratis. Siapa saja boleh ikut, tanpa paksaan dan tuntutan. Sistem belajar relatif santai, berlangsung tiap hari selepas Shalat Maghrib.

“Yang jelas, sebelum memulai belajar tahfizh, niat yang pertama kali harus diluruskan. Ada timbang terima dulu antara Orang tua dan Guru. Yang paling penting, antara si-Anak, Orang tua, Guru, tidak ada “hadas”. Artinya hati si anak harus diluruskan dulu, baik kepada orang tuanya ataupun kepada gurunya,” jelas Zulkarnain.

Jangan sampai ada perasaan dongkol, kesal, pada saat hendak belajar, ataupun ketika sedang menghafal. Sebab jika ada tekanan, tidak ikhlas, ilmu sulit dapat diserap.

Meskipun hanya belajar dalam waktu singkat, atau setelah Shalat Maghrib, Rumah Tahfizh Madani Masjid Tahmid kini senantiasa ramai menjadi tempat menimba ilmu hafalan Alquran. nton

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.