JURNAL SUMBAR | Pesisir Selatam – Jadi pejabat tak menyurutkan semangat Camat Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Busrasol Jalisman untuk berbisnis. Setelah sukses berusaha tambak udang Vaname, kini Busrasol berusaha kebun Melon. Luar biasa, kini ia bisa meraup keuntungan ratusan juta per musim tanam.
Terinspirasi dari sukses seorang dosen UIN Imam Bonjol, Supari yang sukses berkebun Melon, tahun 2023 awal, Busrasol mencoba berkebun Melon di lahan sawah tadah hujan di kampungnya di Kampung Padang Sirih, Nagari Sungai Tunu Barat. Lahan seluar 0,5 hektar bisa menghasilkan 28 ton Melon kualitas bagus dengan tingkat kemanisan rata-rata 10, dan tembus pasar Jakarta, Medan dan Pekanbaru.
Musim tanam kedua, Busrasol buka kebun 1,5 hektar, dan hasil panennya 50 ton. Hasilnya turun karena ada gangguan banjir. Musim tanam ketiga dengan luas lahan 3,5 ton. 1 hektar rata-rata menghasilkan 50 ton. Harga Melon di kebun rata-rata Rp6-7 ribu per kg.
“Hitungan kasarnya, di musim tanam pertama, modal usaha Rp17 ribu per rumpun. Ini banyak biaya untuk pagar, mulsa, pengolahan tanah, dan lainnya,” jelas Busrasol di kebunnya, Selasa, 12 Maret 2023. “Musin tanam kedua hanya Rp7 ribu per rumpun,” tambahnya. “Panennya, 1 rumpun 2 buah dengan berat rata-rata 3 kg,” tambahnya lagi.
“Alhamdulillah, sekali tanam dengan lahan 1 hektar bisa menghasilkan Rp300 juta dengan keuntungan bersih sekitar Rp150 juta,” ujar Busrasol bangga.
Dijelaskan Busrasol, sejak pengolahan tanah sampai panen 3 bulan. “Untuk 1 hektar lahan bisa menyerap tenaga kerja laki-laki sebanyak 5 orang, dan 3 orang perempuan,” jelasnya. “Alhamdulillah, kita bisa pula buka lapangan kerja baru bagi masyarakat,” tambahnya sembari berharap ada perhatian dari pemerintah dalam pemberdayaan petani, terutama dalam akses permodalan. (NY)