Gawat, KLB DBD Mengancam, Satu Meninggal, Sembilan Orang Positif DBD Di Nagari Siaur Kamangbaru Sijunjung

Korban Gawat, KLB DBD Mengancam warga Di Nagari Siaur Kamangbaru foto ilustrasi 

JURNAL SUMBAR | Sijunjung – Satu orang dinyatakan meninggal dunia dan sembilan orang dinyatakan positif terkena demam berdarah dengue (DBD) sejak beberapa Minggu terakhir ini.

Kasus luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) yang mengkuatirkan itu terjadi di Nagari Siaur, Kecamatan Kamangbaru, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

“Sebenarnya meninggal itu sudah dua orang. Satu diantaranya ibu hamil, dan satu lagi orangtua dan sembilan orang positif terkena DBD,”kata Walinagari Siaur, Atman kepada Jurnalsumbar.Com, Kamis (26/6/2025).

Walinagari Siaur, Atman

Ia menyebutkan, memasuki perubahan musim penghujan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Siaur menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Atman menyebutkan, kasus tersebut sudah disampaikan ke pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sijunjung, Harry Oscar Hidayat, S.STP.,M.Si.,kepada Jurnalsumbar.Com, Kamis (26/6/2025), membenarkan kasus DBD tersebut.

“Memang ada sembilan orang positif DBD, dan satu orang meninggal dunia,”ucap Harry Oscar via telepon selulernya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sijunjung, Harry Oscar Hidayat, S.STP.,M.Si.

Data dari Dinas Kesehatan, Kabupaten Sijunjung, mencatat, hingga berita ini disiarkan, terdapat 10 kasus DBD.

Dari angka tersebut, satu pasien dinyatakan meninggal dunia. Sebagian besar korban yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rentan.

Kepala Dinkes menjelaskan bahwa kasus DBD baru terpantau di Nagari Siaur. Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya di musim penghujan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan 3M Plus, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang tak terpakai, dan menaburkan larvasida atau bubuk abate pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” ungkapnya.

Mantan Sekretaris BAPPEDA Sijunjung itu juga menekankan bahwa upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih efektif dibandingkan dengan fogging.

“Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentiknya tetap hidup. Selain itu, jika terlalu sering dilakukan, nyamuk dapat menjadi resisten terhadap bahan kimia dalam pengasapan,” jelasnya.

Bagi keluarga dengan anak kecil, perhatian khusus diperlukan karena anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap DBD.

Untuk mencegah dampak lebih buruk, Dinkes Sijunjung bersama pihak Nagari Siaur dan Puskesmas Sungai Lansek, mengimbau kepada masyarakat agar segera membawa anggota keluarga atau orang terdekat yang menunjukkan gejala awal DBD ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.

“Gejala DBD yang perlu diwaspadai tersebut meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit pada perut, ruam pada kulit/bintik merah, serta perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah,”sebut Harry.

“Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, risiko komplikasi akibat DBD dapat diminimalkan. Kami berharap masyarakat lebih proaktif menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M Plus dan serta menjaga kesehatan keluarga, khususnya selama musim penghujan ini,” tandas Calon Kuat Kadis Kesehatan Sijunjung yang saat ini masih menjabat Plt.

Asrijal,SH, Camat Kamangbaru

Terkait kasus tersebut, Camat Kamangbaru, Asrijal,S.H., pun tak menampiknya.

“Kasus tersebut di Bulan Mei,”jawabnya singkat.*

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.