Pemerintah Terus Dorong Penguatan Gizi Nasional
JURNAL SUMBAR | Sijunjung –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, selama tiga tahun (2022-2024-red) berhasil menurunkan angka stunting dari 30 persen menjadi 28,2 persen atau turun hingga 1,8 persen berada di zona hijau.
Sehingga menempatkan posisi Kabupaten Dibawa kepemimpinan Dr. Benny Dwifa Yuswir, S.STP.M.Si.,- H. Iraddatillah, S.Pt (Bupati -Wabup-red) itu, menempatkan Sijunjung berada di zona hijau urutan ke-empat di Sumbar berhasil menurunkan angka stunting.
Pada tahun 2022, Prevalensi Stunting Sijunjung dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencapai 30 persen.
Tak ingin adanya kasus stunting, maka Pemkab Sijunjung yang diketuai Wabup H. Iraddatillah,S.Pt., bersama instansi terkait melakukan penekanan agar prevalensi stunting turun.
Melibatkan semua unsur, alhasil, Kabupaten Sijunjung pun kembali berhasil melakukan penurunan angka stunting menjadi 28.5 persen pada tahun 2023.
Tak puas sampai disitu, pada tahun 2024, Pemkab Sijunjung pun kembali berhasil menurunkan laju prevalensi stunting menjadi 28.2 persen dan berada di zona aman dan bertengger diposi ke empat setelah Kabupaten Solok Selatan.
Kini, Pemkab Sijunjung akan terus berupaya menekan prevalensi stunting agar terus turun. Hal itu terungkap ketika Pemkab Sijunjung melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) yang dilaksanakan di Balairung Lansek Manih kantor Bupati Sijunjung di Muaro Sijunjung pada Selasa (14/10/2025).
Rakor itu sendiri dibuka Wabup Sijunjung, H. Iraddatillah, S.Pt, dan juga dihadiri Ketua Posyandu Kabupaten Sijunjung, Ny. Nedia Fitri Benny (Riri), Wakil Ketua Baznas, H. Dharmawan, SH, Sekretaris Dinas PPKB, Hendri Nurka, S. Sos, M. Si beserta jajaran dan undangan lainnya.
“Alhamdulillah, prevalensi stunting di Kabupaten Sijunjung tiap tahun turun. Selama tiga tahun terakhir angka
prevalensi stunting dari 30 persen turun menjadi 28,2 persen atau turun hingga 1,8 persen dan menempatkan Sijunjung berada di zona hijau dan berada di posisi ke-empat dalam penurunan angka stunting di Sumatera Barat,” sebut H. Iraddatillah.
Wabup menyampaikan, capaian tersebut menunjukkan kemajuan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Namun, ia menekankan perlunya upaya berkelanjutan dalam peningkatan gizi masyarakat.
‘Pentingnya penguatan koordinasi seluruh pihak untuk terus meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi itu.
Wakil Bupati Sijunjung, Iraddatillah menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sijunjung. Ia menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab satu dinas saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif seluruh perangkat daerah dimulai dari Kabupaten, Kecamatan sampai ke Nagari.
“Stunting bukan hanya soal gizi, tetapi juga soal pola asuh, lingkungan, dan akses layanan kesehatan. Karena itu, seluruh pihak harus bergerak bersama agar target penurunan stunting bisa tercapai.” ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sijunjung, Roni Satria, S. STP, M. Si mengatakan, Rakor yang diikuti sebanyak 142 orang dari seluruh stakeholder terkait ini bertujuan untuk mensinergikan program dan upaya percepatan penurunan stunting serta mensukseskan program pencarian OTA dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sijunjung.
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan RI.Asnawi Abdullah, seperti dikutip Jurnalsumbar.Com, dibeberapa media, menyatakan bahwa kelompok ekonomi kuintil 1 (termiskin) memiliki angka stunting tertinggi, yakni sebesar 29,8 persen. Artinya, Kabupaten Sijunjung berada dititik aman.
“Karena itu, upaya percepatan penurunan stunting ke depan perlu disinergikan dengan program penghapusan kemiskinan ekstrem,”kata Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan RI.Asnawi Abdullah.andi*
.


