SPPG Alinia Sitiung Dharmasraya Dorong Ekonomi Lokal Lewat Dapur Gizi dan Pemberdayaan Ekonomi Warga
Program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Alinia Sitiung Dharmasraya hadir bukan sekadar menyiapkan makanan bergizi bagi anak sekolah, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan pencipta lapangan kerja bagi warga sekitar.
JURNAL SUMBAR | Dharmasraya – Program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Alinia Sitiung, Kabupaten Dharmasray, Sumatera Barat, hadir bukan sekadar menyiapkan makanan bergizi bagi anak sekolah, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal dan pencipta lapangan kerja bagi warga sekitar.
Sejak beroperasi SPPG Alinia Sitiung, Dharmasraya, — dapur gizi ini telah melayani 3.600 penerima manfaat MBG (Makan Bergizi Gratis).

Pengelola SPPG Alinia Sitiung, Drs.H. Marlis,M.M., menjelaskan keberadaan SPPG juga terbukti menggeliatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Disebutkannya, sebagian besar bahan pangan diperoleh langsung dari petani lokal. “Sayur, tahu, tempe, ikan, dan daging kami ambil dari warga sekitar. Hanya beberapa buah seperti apel dan jeruk yang perlu kami datangkan dari luar. Jadi hasil kebun warga terserap langsung tanpa harus dijual ke pasar,” kata CEO Alinia Park itu, Rabu (5/11/2025).
Lebih lanjut mantan anggota DPRD Sumbar itu, menyebutkan, model pengadaan ini tidak hanya menjamin kesegaran bahan makanan, tetapi juga memperkuat rantai ekonomi lokal berbasis nagari. Warga memperoleh pendapatan tetap, sementara SPPG mendapatkan pasokan bahan berkualitas dari sumber terpercaya.

SPPG Alinia Sitiung juga menjadi wadah pemberdayaan tenaga kerja lokal. “Kami melibatkan masyarakat sekitar dalam hampir semua tahapan, mulai dari persiapan bahan, memasak, hingga pencucian ompreng. Ini menjadi bentuk nyata pemberdayaan dan pemerataan kesempatan kerja,” ujar mantan Cawabup Sijunjung itu.
Ditambahkannya, bahwa kegiatan di dapur SPPG Alinia berjalan sepanjang hari dengan sistem shift yang tertata, mulai dari persiapan bahan, memasak, pengemasan makanan, dan pendistribusian ke sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Sitiung.
“Setelah jam sekolah selesai, ompreng dikembalikan ke dapur dan dicuci secara manual oleh tim khusus dengan air mengalir untuk menjamin kebersihan wadah,”kata mantan Ketua Kadin Sumbar itu.
Ia mengatakan, program ini menjadi bagian penting dari Gerakan Nasional Pemberantasan Stunting sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi desa melalui pemanfaatan potensi lokal.
“SPPG bukan hanya dapur gizi, tapi ruang bagi masyarakat untuk tumbuh bersama. Anak-anak sehat, ekonomi warga pun bergerak,” tutup Marlis pebisnis handal yang berkolaborasi dengan Yayasan Mursil Sinergi Kehidupan Sijunjung itu.
Salah seorang SPPG menyebutkan, dengan keberadaan dapur MBG itu membuka lapangan kerja bagi masyarakat. “Alhamdulillah, tabantu ekonomi kami pak,”ucapnya.*
