JURNAL SUMBAR | Padang – Bagaimana teori-teori pendidikan seperti teori konstruktivisme dan behavioristik dipakai ketika melakukan pembelajaran daring, sehingga menjadi berarti, dan dapat menjadi tuntunan kita dalam merencanakan RPP daring, dan mengeksekusinya dalam pola belaja daring.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Fasli Jalal selaku Dewan Pembina Minang Diaspora Global Network pada training series pelatihan guru Sumatera Barat dalam mempersiapkan pembelajaran daring di masa new normal, Sabtu (25/7) melalui zoom meeting.
Training series ini diinisiasi oleh Minang Diaspora Network Global berdasarkan hasil workshop tiga kali melalui zoom meeting antara tokoh pendidikan, praktisi dan guru-guru Sumatera Barat.
Minang Diaspora Network Global bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan beberapa Univeristas seperti Universitas Negeri Padang, Universitas Andalas, Universitas Riau, Universitas Bung Hatta, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Deakin University Australia dan Wageningen University Belanda.
Kegiatan pelatihan guru Sumatera Barat direncanakan akan berlangsung sebanyak empat kali dengan pola IN-ON dan IN dan telah dibuka secara virtual oleh Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat.
Selanjutnya, Irwan Prayitno menerangkan sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa pembelajaran daring harus menjadi sebuah keniscayaan, karena pembelajaran daring adalah salah satu dari metode pembelajaran.
“Pembelajaran daring sebenarnya telah ada sebelumnya namun hanya berkembang di negara maju. Indonesia menerapkan pembelajaran daring karena kondisi pandemi covid-19 mewabah di Indonesia. Pemerintah Indonesia pun mengambil langkah untuk memakai pembelajaran daring sebagai bentuk mencegah penularan covid-19 lebih meluas,” ungkap Irwan Prayitno.
Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril menyampaikan bahwa sesungguhnya ada hikmah yang dapat kita petik dalam kondisi pandemi covid-19 yaitu pertama berubahnya sikap mental nyaman dengan ketidaknyamanan sehingga tumbuhnya budaya akselerasi inovatif dari para pendidik. Kedua, tumbuhnya sikap pembelajar, artinya Pendidik berusaha belajar dimana saja, kapan saja untuk mempersiapkan pembelajaran daring.
Kemudian bermunculan kegiatan-kegiatan dalam bentuk webinar gratis dan terbentuknya berbagai komunitas para guru. Ketiga, pembelajaran lebih berorientasi pada siswa, sehingga guru terlatih dalam hal memperhatikan karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran lebih terfokus kepada keunikan yang dimiliki oleh peserta didik. Keempat, menurunnya kecemasana terhadap teknologi di kalangan pendidik, karena mau tidak mau pendidik mulai terbiasa dengan hal baru yang diterapkan dalam pembelajaran berbasis teknologi.
Chitra Puspitahati selaku tim penyelenggara pelatihan guru menyampaikan outpun yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini adalah pertama, meningkatkan motivasi dan kesadaran diri akan arti pentingnya menguasai teknologi sebagai keterampilan yang harus dimiliki. Kedua, meningkatkan pengetahuan teori-teori pembelajaran dan implementasinya di era new normal. Ketiga, meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pedagogik dalam mendesain pembelajaran dari. Keempat, melahirkan pendidik kreatif dan inovatif yang menguasai teknologi pembelajaran menuju era teknologi 5.0 (lima titik nol).
Sesuai Visi dan Misi Minang Diaspora
Burmalis Ilyas selaku Direktur Eksekutif Minang Diaspora Network Global mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas YARSI, Prof Fasli Jalal dan Universitas YARSI, Prof Ismet Fanany, Ibu Stefmi Dhila Wanda Sari, Ibu Fetri Aida, dan semua tim inti program workshop ini, yaitu Uni Megawanti di Belanda, Ibu Guru Kita Chitra Puspitahati, Dinda M Dafikri, Ibu Yuli, Uda Ardjoni dan semua tim lainnya yg tidak bisa disebutkan satu persatu, yang sudah dan akan mengkoordinir semua progran workshop ini sampai beberapa bulan kedepannya.
“Beliau-beliau ini adalah pahlawan intelektual yang berkorban waktu, tenaga dan pikiran tanpa dibayar sepeserpun untuk kemajuan pendidikan di Sumatera Barat khususnya, dan Indonesia umumnya,” sebut Burmalis Ilyas.
Minang Diaspora mengumpulkan tokoh-tokoh pendidikan Minang dalam dan luar negeri. Bahkan, dalam pertemuan minang sedunia di Melbourne Australia, Gubernur Prof Irwan Prayitno memilih grup pendidikan karena ia juga adalah tokoh pendidikan, Gubernur yang bergelar Profesor Doktor.
“Kami juga mendoakan semoga bapak Iwan Syahril bisa jadi Wakil Menteri atau Menteri Pendidikan mengijuti jejak Prof Fasli Jalal yang juga pernah menjadi Dirjen Dikti,” harap Burmalis lagi.
Dikatakan Burmalis, salah satu visi dan misi Minang Diaspora adalah mencetak SDM unggul masyarakat Minang (Human Capital), dan program ini merupakan bagian dari visi dan misi tersebut.
Menurut Burmalis Ilyas, Minang Diaspora Network Global (MDNG) bersama Universitas YARSI, Akademisi dari Deakin University Australia, Universitas Negeri Padang, Universitas Riau, Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, dan Wageningen University, Belanda, para praktisi dan pemerhati pendidikan serta beberapa guru-guru di lingkungan Provinsi Sumatera Barat bermaksud untuk mengadakan “Pelatihan Guru Sumatera Barat dalam Mempersiapkan Pembelajaran Daring di Masa New Normal”
Workshop ini merupakan eksekusi dari brainstorming dalam webinar internasional tentang bagaimana pendidikan generasi muda Minang di era revolusi Industri 4.0, society 5.0 dan era New Normal pasca pandemi. Dan juga tindak lanjut dari pertemun perantau Minang sedunia yang dilaksanakan di Melbourne Australia tahun 2018 lalu.
“Insya Allah, task force lain seperti investasi, UMKM, politik, adat budaya akan meniru program yang dilakukan oleh task force pendidikan ini dalam bentuk berbagai workshop/pelatihan kedepannya,” tegas Burmalis.
“Tujuan workshop ini untuk mengetahui best practice, dan mengharapkan agar belajar daring ini outputnya lebih kurang sama dengan tatap muka,” pungkas Rang Salido Pessel ini. (Rilis MDNG)