Dokter Terawan di Mata Pemimpin Perusahaan Kantor Berita RMOL

1570
Dar Edy Yoga bersama Dokter Terawan Agus Putranto
Pemimpin Perusahaan RMOL, Dar Edy Yoga bersama Dokter Terawan Agus Putranto, Jumat (6/4/2018). (Dok. RMOL)

DOKTER Terawan Agus Putranto adalah pribadi yang rendah hati dan selalu siap menolong siapa saja. Tigapuluh ribu lebih pasien dari dalam dan luar negeri sudah berhasil ia selamatkan melalui teknik penyembuhan stroke yang dia temukan tanpa memandang status sosial mereka.

Metoda penyembuhan dokter Terawan dikenal sebagai teknik Digital Substraction Angiogram atau metode ‘cuci otak’ untuk meningkatkan kualitas otak bagi pasien stroke. Metoda DSA dokter Terawan dilakukan untuk meningkatkan perfusi otak dengan mengurangi radiasi dan efek ke ginjal hingga 10 kali lipat dibanding DSA biasa.

Dalam kesehariannya, dokter Terawan selalu melayani pasien yang datang menemui kendati tanpa janji, dan menjelaskan secara detil tentang hasil rontgen pasien stroke ataupun tentang operasi yang akan dan sudah dilakukan. Padahal pangkat bintang dua tersandang di pundak dokter Terawan, namun tidak ada birokrasi seperti jenderal pada umumnya.

Dokter Terawan yang taat beribadah ini dengan ringan tangan turut membantu jalannya operasi bagi para penderita stroke. Ini menunjukan bahwa dia bekerja dengan hati, karena baginya hidup ini adalah melayani. Oleh sebab itu tidaklah heran bila semua pasien disapanya dengan penuh kehangatan dan kegembiraan.

Ada hal yang sangat menarik ketika pasien sudah berkumpul di ruangan kerjanya, Dokter Terawan usai menyapa para pasien langsung duduk di kursi kerja dan langsung mengatupkan kedua tangan untuk berdoa tanpa menghiraukan suasana sekelilingnya. Dalam doa dia menyerahkan penyelenggaraan hidupnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah itu pasien maju satu persatu ke meja tempat praktek dokter Terawan.

Di RSPAD semua pasien baik sipil dan militer dilayani dengan baik. Pasien BPJS pun mendapat pelayanan yang sangat memuaskan. Hal ini saya saksikan ketika menemani dr Terawan inspeksi ke ruangan kelas III dan didapati pasien BPJS yang seharusnya dapat kamar kelas I.

Rupanya ketika masuk RSPAD seluruh kelas I dan II sudang penuh, namun ketika ada kamar kelas I yang kosong sang pasien enggan pindah karena semua fasilitas di kamar kelas III sama saja baiknya dengan di kelas I, hanya beda jumlah tempat tidur saja. Begitu alasan sang pasien seraya memuji tempat tidur kelas III yang kualitasnya sangat bagus.

Sejak dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Terawan, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto mengalami kemajuan yang luar biasa pesat.

RSPAD selalu meraih keuntungan sehingga keuntungan itu dapat digunakan menambah dan memperbaiki seluruh fasilitas kesehatan di rumah sakit yang memiliki peralatan terlengkap di Indonesia tanpa menggunakan dana APBN. Dia ingin membangun RSPAD menjadi rumah sakit terbesar dan modren sehingga dapat menjadi pusat pengobatan nasional. Tentunya ini proyek besar yang menggiurkan bagi para cukong yang ingin meraih keuntungan.

Selama memimpin RSPAD dokter Terawan sudah banyak memberi sanksi hingga memecat bawahan yang bekerja tidak benar dan ketahuan bermain proyek karena dia tidak ingin RSPAD diatur oleh para cukong yang mencoba meraih keuntungan dari RS yang dipimpinnya.

Kendati pangkatnya bintang dua, namun dokter terawan pernah memimpin organisasi dokter militer dunia atau International Commite on Military Medicane (ICMM) yang hampir semua anggotanya jenderal bintang tiga.

Sungguh, dokter Terawan adalah aset bangsa yang memilik talenta yang sudah diakui dunia internasional. Sehingga Kantor Berita Politik RMOL pun pernah memberi penghargaan di acara Malam Budaya Manusia Bintang RMOL sebagai sosok menginspirasi. Oleh sebab itu sangatlah mengherankan apabila dia mendapat sanksi dari IDI.

Agaknya banyak ‘Otak’ yang perlu dicuci agar berpikir sehat.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here