Ekonomi Sijunjung Lemah Perlu Terobosan dan Inovasi

Jurnal Sumbar

JURNAL SUMBAR | Sijunjung — Masyarakat Kabupaten Sijunjung, Sumateta Barat, minta Pimpinan Daerah lakukan terobosan dan inovasi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain pembangunan fisik gedung pemerintahan, serta kegiatan seremonial, momentum birokrasi untuk kepentingan pejabat/aparatur, atau bersifat euvoria juga menjodi sorotan.

Selama empat tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi masyarakat Sijunjung secara global terasa melemah, pergerakan usaha diberbagai sektor mengalami pasang surut. Jika diambil perbandingan dengan sejumlah daerah tetangga, justru diantaranya tengah bergerak naik dari berbagai sektor.

Khusus bagi pelaku usaha jasa, dagang/ industri dengan pergerakan mengandalkan modal terbatas dan memiliki sasaran pasar lokal dalam daerah. Sejauh ini senantiasa menghadapi tekanan demi tekanan, hingga susah dapat bangkit.

Demikian juga halnya kalangan petani di sejumlah nagari, harga jual produk pertanian, perkebunan tak kunjung naik. Seperti misalnya harga getah karet, kini bertengger hanya dikisaran Rp6.500 perkilo, kepala sawit Rp700 sekilo. Begitupun buah pinang, kakao dan padi, harga penjualannya pun tidak kunjung mampu berbanding lurus dengan tingginya biaya produksi dan biaya hidup warga. Akibatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah jadi tertekan.

Penggarapan sektor peternakan pun demikian, tak hayal intensitas usaha dominan dilakukan secara tradisional/ manual. Belum terkelola berskala menengah keatas, dan profesional.

Aktivis dan pemerhati Sosial Ekonomi Sijunjung, Febriboy Anedra, SE, menilai, melemahnya ekonomi masyarakat Sijunjung hampir terasa merata di setiap nagari. Termasuk halnya di kawasan Pusat Ibu kabupaten, Muaro Sijunjung sendiri. Siklus ekonomi mengalami stagnan dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan gairah penjualan pedagang pinggir jalan terlihat vakum, dan di saat hari libur pun masih sepi.

Sebab itu pihak Pemerintah Daerah (Pemkab Sijunjung) perlu segera membuat terobosan-terobosan secara tepat, supaya perekonomian masyarakat dapat kembali terdongkrak, bangkit. Diantaranya lewat menggenjot eksistensitas sektor perdagangan dan jasa di titik-titik strategis, diikuti sektor pertanian, perkebunan di nagari-nagari potensial.

PERANTAU SIJUNJUNG

“Artinya Kabupaten Sijunjung harus segera memiliki kawasan sentra/ basis ekonomi, hingga kawasan tersebut menjadi daerah tumpuan pemasaran berbagai produk. Sebut saja misalnya kawasan pasarraya yang reprentatif, ditunjang kawasan hiburan/ rekreasi,” jelasnya.

Seperti diketahui basis ekonomi masyarakat daerah saat ini masih dominan mengandalkan pasar mingguan tradisional yang terdapat di sejumlah nagari, dan itu pun aktivitasnya hanya berlangsung hingga tengah hari. Diantaranya Pasar Sijunjung, Pasar Inpres Muaro Sijunjung, Pasar Palangki, Pasar Tanjungpalu, Pasar Tanjunggadang, Pasar Lubuktarok, Pasar Kiliranjao, dan lain sebagainya.

“Dinas Terkait juga mesti melakukan pembinaan terhadap berbagai sektor usaha masyarakat, bagaimana kedepannya dapat terus tumbuh, berkembang,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekkab) Sijunjung, Zefnihan, sebelumnya, bertekat akan berupaya mengoptimalkan penggarapan berbagai sektor usaha berbasis kerakyatan, ditunjang dengan sistem managemen secara terarah pula.

“Saya melihat Sijunjung memiliki sejumlah potensi wisata alam unggulan (geo park) untuk dijadikan sebagai daerah tujuan. Sebut saja misalnya Obyek Wisata Silokek, Solok Ambah, dengan menyajikan view nan indah,” tutur Sekkab yang juga tecatat sebagai Mantan Kadis Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan itu.

Untuk membangun ekonomi daerah pihaknya juga meminta segenap lapisan masyarakat ikut mendukung segala program pembangunan yang ditabuh Pemkab Sijunjung. Baik itu secara fisik, non fisik, serta berbasis kegiatan.

“Kalau tidak dengan bersama-sama, mustahil kondisi daerah ini dapat bisa maju, berkembang,” pungkasnya. anton
editor; saptarius

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.