Jelang Pemilu 2019, MUI Dharmasraya Gelar Pertemuan Silaturrahmi

754

JURNAL SUMBAR | Dharmasraya – Jelang Pemilu 2019 mendatang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Dharmasraya menggelar pertemuan silaturrahmi bersama. Acara yang penuh keharmonisan dan kearaban itu berlangsung di Gedung Sekber KUB Kantor Kementerian Agama Dharmasraya, pada Kamis (13/12/2018).

Silaturrahmi tersebut juga dihadiri Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kapolres Dharmasraya AKBP Imran Amir dan Ketua MUI Kabupaten Dharmasraya, Haji Aminullah Salam, Kakan Kemenag Dharmasraya serta narasumber dari UIN Imam Bonjol Padang, Prof Dr Asasri Warni serta unsur ulama se-Kabupaten Dharmasraya.

Kapolres Dharmasraya, AKBP Imran Amir, SIK MH, menyarankan agar pertemuan para ulama itu dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, terlebih disaat mendekati masa Pemilu 2019.

Mantan Kapolres Sijunjung rang sumando Painan Pessel itu mengajak para ulama ikut berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Karena menjelang pemilu ini, kata Imran, rawan terjadi gesekan-gesekan di masyarakat sebab perbedaan pandangan dalam berpolitik.

“Maka dari itu, para ulama kami harapkan dapat menjadi mesin pendingin di tengah situasi tersebut, agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kamtibmas,”mantan Pejabat Subdit Tipikor Polda Sumbar itu.

Imran juga menekankan perihal ujaran kebencian, aksi saling fitnah, caci maki hingga penyebaran berita-berita bohong (Hoax) yang banyak terjadi di media sosial saat ini untuk dihindarkan.

“Agama kita, Islam, jelas sangat melarang hal ini. Untuk itu para ulama, dalam berdakwah mohon juga sampaikan dan ingatkan hal ini kepada masyarakat. Karena hal tersebut dapat membuat gaduh di masyarakat, dan hal tersebut dapat dibawa ke ranah hukum karena sudah ada Undang-undang yang mengaturnya,” pungkas Imran.

Untuk itu, Imran juga menghimbau masyarakat untuk arif dan bijaksana dalam bersosial media.

Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerjaan, mengatakan pertemuan tersebut dapat menjadi wadah untuk berdiskusi, bertukar pikiran dalam membahas berbagai persoalan yang terjadi di tengah ummat, untuk kemudian semakin memperkuat peran ulama di tengah-tengah masyarakat. Terlebih di tengah situasi politik jelang Pemilu 2019, yang dikhawatirkan berpengaruh terhadap kondusifitas daerah.

“Maka dari itu, peran da’i, mubaligh dan tokoh agama yang menjadi panutan di masyarakat sangat dibutuhkan, guna meredam berbagai kemungkinan yang akan terjadi jelang pesta demokrasi tahun 2019. Para ulama diharapkan mampu menjadi pengayom dan penyejuk di tengah-tengah masyarakat,” ujar bupati.

Di sisi lain, bupati juga menyampaikan, saat ini kita sedang dihadapkan dengan tantangan global yang sangat berat. Kemajuan dan perkembangan teknologi yang begitu cepat tersebut, kata bupati, harus mampu disikapi secara baik, agar tidak menggoyahkan etika, moral serta budaya kita.

“Disini peran ulama juga sangat kita harapkan, untuk dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama sekali generasi muda. Bahwasanya perkembangan zaman dan teknologi yang begitu dahsyat, jangan sampai membuat kita mengesampingkan nilai-nilai agama dan budaya kita yang sudah terjaga dengan baik selama ini,” ucap bupati Dharmasraya. eko/saptarius