Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Bakal Hadir di Festival Pamalayu

735

JURNAL SUMBAR | Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan RI Jend. TNI (Purn) Moeldoko dijadwalkan bakal menghadiri alek kebudayaan dalam rangka Festival Pamalayu. Mantan Panglima TNI itu akan membuka sarasehan budaya bertajuk sungai merupakan urat nadi bangsa samudra itu. Kesediaan Moeldoko untuk hadir ke Dharmasraya disampaikan langsung kepada Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat sowan ke markas Moeldoko di komplek kantor kepresidenan Jakarta beberapa waktu lalu.

Moeldoko akan datang ke Kabupaten Dharmasraya lewat Bandara Muaro Bungo pada Minggu Sore. Bupati Sutan Riska bersama Forkopimda akan menjemput pejabat setingkat menteri itu langsung di bandara. Dari Bandara Muaro Bungo, Moeldoko dan eombongan bertolak menuju ibukota kabupaten berjuluk ranah cati nan tigo.

Bupati Sutan Riska akan menggelar jamuan makan malam untuk tamu dan rombongan di rumah dinasnya. “Semua persiapan penyambutan tengah kita siapkan,” kata Kabag Humas Budi Waluyo. Acara jamuan makan malam ini akan dihadiri para pejabat Dharmasraya dan para undangan VIP lainnya, termsuk para wartawan yang akan meliput pesta budaya akbar di Sumbar.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Arung Pamalayu yang bakal dihelat di Sungai Batanghari Senin 23 September 2019 terus disempurnakan. Meski skenarionya diubah, namun tidak mengurangi makna dari kegiatan. Semula panitia merencanakan Arung Pamalayu akan diikuti oleh para pemangku adat, kini diubah diikuti oleh OPD dan para guru. “Mengingat dan menimbang perubahan yang terjadi, dan juga petunjuk pak bupati, maka kita putuskan peserta arung pamalayu adalah OPD dan guru guru,” kata Kepala Dinas Parbudpora Sutan Hendri, S.Ikom Kamis (15/9/1019) sore via telepon.

Menurut Rajo Siguntur bergelar Tuanku Bagindo Ratu itu, seluruh ninik mamak se Kabupaten Dharmasraya yang jumlahnya sekitar 300 orang diundang secara khusus oleh Bupati Sutan Riska untuk hadir pada talkshow kemaritiman di komplek Candi Pulau Sawah. Panitia sudah menyiapkan tempat khusus bagi para pemangku adat di sana. Oleh karena itu, ninik mamak dan bundo kanduang langsung menuju ke komplek Candi Pulau Sawah. Dengan demikian pelaksanaan talkshow kemaritiman bisa dilaksanakan tepat waktu.

Sementara untuk arung pamalayu yang akan mengambil rute jembatan Sungai Dareh menuju dermaga Pulau Sawah, hanya akan diikuti oleh OPD dan guru. Panitia yang semula merencanakan bakal menyediakan perahu hias 100 unit, ternyata sampai sore tadi baru bisa memastikan 70 unit perahu. “Saya sudah minta tiap OPD mengutus lima orang dan setiap sekolah lima orang pula,” kata sosok humoris ini.

Sutan Hendri memperkirakan, peserta arung pamalayu berjumlah 350 orang dan melibatkan 70 perahu hias. Seluruh peserta arung pamalayu wajib memakai pakaian malayu, yaitu teluk balango untuk pria dan baju kurung basiba untuk perempuan. “Yang warna abu abu itu lo. Bagus kelihatannya,” kata Sutan Hendri. Malah bukan hanya peserta arung pamalayu saja yang wajib memakai pakaan malayu, tetapi seluruh peserta, baik umum pelajar dan wisatawan dihimbau untuk memakai pakaian khas malayu saat hadir di komplek Candi Pulau Sawah.

Sementara, dalam acara talkshow kemaritiman, menurut Sutan Hendri, akan dibahas sejumlah isu antara lain pemberdayaan sungai batanghari menuju lestari dan kajian jalur rempah yang pernah jaya di masa lalu. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh dan pakar, baik tingkat Sumbar maupun tingkat nasional. Sutan Hendri memperkirakan, acara itu akan dihadiri ribuan orang.humas
editor;saptarius

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here