Alwis, Sosok ASN yang Gigih Membangun Karir di Pemerintahan

3087

JURNAL SUMBAR | Padang — Keinginan lelaki Minang kelahiran Jakarta 31 Maret 1961 ini, untuk membangun karir di pemerintahan sejak menamatkan APDN Bukittinggi tahun 1985. Terlahir dari pasangan suami- isteri bernama Hj. Nursila dan Alm MK Djuki, seorang pensiunan Prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (KOPASGAT) TNI-AU.

Masa kecil hingga remajanya di kawasan Tabing Padang, setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Angkasa Tabing, dia melanjutkan SLTP di SMP 13 Padang (dahulu bernama SMPN. Tabing ) dan menamatkan Sekolah Menengah Atas, angkatan I (SMA PGRI I) Padang.

Ketika lulus SMA, Alwis tak ingin berpangku tangan dia mencoba mencari pengalaman dengan menjadi Porter Bandara Tabing/ Buruh Pelabuhan Udara Tabing ), karena sering melihat para pejabat pemerintah kala itu sering ke Jakarta melaksanakan tugas, ia berpikir juga ingin seperti bapak-bapak pejabat itu.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu Alwis lalu mencoba mengadu nasib untuk melanjutkan pendidikan ke APDN dan lulus pada tahun 1985. Pada awal bertugas sebagai PN bertugas sebagai PNS di Kab. Sijunjung ( dahulu Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung ). Dia memulai karier sebagai Kepala Kantor Camat IV Nagari, dan pernah menjadi Kepala Desa Pantai Cermin, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung.

Pada tahun l987, mendapat kesempatan melanjutkan Pendidikan sebagai mahasiswa tugas belajar pada IIP ( Institut Ilmu Pemerintahan) di Jakarta dan tamat pada tahun 1990. Setelah lulus dari IIP- Jakarta, tidak kembali lagi ke Kabupaten Sawahlunto/ Sijunjung namun mengawali karier sebagai Protoler di Kantor Gubernur, Kasubag Pengadaan Barang, pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat, dibawah Kepemimpinan Drs, Basril Taher.

Kemudian Basril Taher dimutasi menjadi Kepala Biro Pembangunan Daerah ( dahulu Biro Bangda ), Alwis pun ikut dengan beliau menduduki Jabatan sebagai Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, Biro Pembangunan Daerah Setwilda. Prov Sumbar.
Dari biro inilah mengawali Karier sebagai seorang ajudan ( Sespri Gamawan Fauzi ) Gubernur Sumatera Barat, yang ketika itu Drs. H. Hasan Basri Durin.

“Almarhum Pak Hasan Basri Durin, sangat mewarnai hidup kami sekeluarga, ketika beliau menjadi Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, saya ditarik untuk menjadi sespri beliau di Jakarta, sampai habisnya Kabinet di Masa Presiden BJ. Habibie,” kenangnya.

Sehabis masa kabinet reformasi, periode Kepemimpinan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional, Alwis ditawarkan untuk memilih, apakah masih mau menetap di Jakarta atau kembali ke daerah dan dia bersama keluarga memilih kembali pulang ke Padang pada 1999.

Sejak saat itu Alwis, memulai karier di lingkungan Pemerintah Kota Padang, pernah bertugas di BAPPEDA, semasa kepemimpinan Drs, Zuiyen Rais, MSi dan sebagai Kepala Bagian Umum, di Setwilka Pemko Padang, semasa kepemimpinan Walikota, Drs, Fauzi Bahar, MSi.

Pada Tahun 2007, ditarik Menjadi Kepala Kantor Perwakilan Sumbar di Jakarta dan pada Tahun 2008 kembali ditarik ke Padang , sebagai Kepala Biro Umum, Setwilda. Prov Sumbar selama periode kepemimpinan Gamawan Fauzi dan Irwan Prayitno.

Akhir nya, pada tahun 2012 walaupun tertarung pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sumbar (setelah berubah nomenklatur menjadi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan pun ) masih menjadi Kepala SKPD untuk Urusan yang sama, pernah di percaya menjadi PJ. Bupati dan PJs Walikota Padang.

Selama 33 tahun berkarir dipemerintahan, Alwis sangat bersyukur karena pada Selasa (2/10/2018) pukul 14.00 WIB, Alwis dilantik menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Dalam kemajuan pembangunan Sumbar, Alwis selalu mengutamakan kebersamaan, karena tanpa kebersamaan yang kokoh semua ide dan gagasan pembangunan akan terasa sulit diwujudkan.

Lebih lanjut dikatajabta, semangat musyarawah mufakat sebagai jatidiri daerah merupakan kekeluatan budaya yang baik bagi daerah kita di Sumatera Barat.

“Peran dan fungsi, ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, generasi muda parik paga dalam nagari memiliki nilai yang mesti jadi perhatian kita memberdayaan masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Jangan sekali kali abaikan peran dan fungsi lembaga, tokoh masyarakat tersebut guna menyukseskan pelaksanaan pembangunan daerah”, ujar Alwis. (MR/Agusmardi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here